Adapun konsep yang digagaskan penulis dalam hal ini untuk menciptakan konsep pertanian berkelanjutan dan terpadu melalui intensifikasi ekologis dengan kekayaan sumber daya sebagai basisnya. Kunci dari intensifikasi ekologis adalah layanan/jasa ekosistem. Layanan jasa ekosistem meliputi supporting services (contohnya siklus nutrisi pupuk hayati), regulating services (contohnya pengendalian hama melalui refugia, polinasi melalui tetragonula), provisioning services (contohnya penghasil makanan tanaman utama, madu dan propolis tetragonula, wijen dari refugia), dan cultural services (contohnya nilai estetika pada bunga-bungaan refugia, pendidikan dan rekreasi).
Harapannya konsep pertanian berkelanjutan gagasan penulis mampu menjawab Isu-isu penting dalam bidang pertanian, antara lain adalah isu penggunaan bahan kimia beracun, isu degradasi sumber daya lahan, isu ketahanan pangan berkaitan dengan pertambahan penduduk dunia  dan isu keanekaragaman hayati. Sistem ini gagasan penulis juga mendorong terwujudnya pertanian berkelanjutan yang termaktub dalam UU 22 Tahun 2019 Tentang Sistem Budidaya Pertanian.
Pertanyaannya sekarang adalah kepada siapa pertanian masa depan ini paling diharapkan?
Pemuda sebagai pelaku pertanian berkelanjutan
Sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia, kebutuhan akan sumber daya manusia yang  mengusahakan produksi pangan sudah tentu dibutuhkan perannya. Kenyataan bahwa pemuda merupakan kelompok umur yang dinamis, berani, kreatif dan pekerja keras menjadi penting bahwa letak peranan pembangunan pangan kedepan berada di bahunya. Secara khusus Hariadi (2015) menyatakan betapa prospektif bagi pemuda untuk terjun dalam bidang Pangan dalam rangka membangun kedaulatan pangan Indonesia. Bahkan judul pidato Bung Karno mengenai pertanian sebagai "Soal Hidup atau Mati" bangsa sengaja ditulis dan ditujukan "kepada pemuda-pemudi diseluruh Indonesia... Sebab, apa yang hendak saya katakan itu, adalah amanat penting bagi kita, amat penting-bahkan mengenai soal mati-hidupnya bangsa kita dikemudian hari" (Almanak Pertanian 1953).Â
Pemuda dan Pertanian
Banyak orang muda yang telah merintis usaha lewat sektor pertanian yang berhasil dan menjadi inspirasi. Sebut saja sosok Asep Hidayat Mustopa, pria Desa Waluran Mandiri ini berhasil membudidayakan tanaman hanjeli yang dianggap tanaman tak bernilai ekonomi menjadi tanaman memberikan keuntungan. Langkahnya menanam hanjeli kini di ikuti oleh warga desanya, bahkan dikembangkan menjadi desa wisata hanjeli.
Kisah lain dari sosok Khaerul Anwar dari Lombok Timur. Berawal dari petani di dusunnya yang gagal panen dua kali musim tanman tahun 2008-2009 akibat penggunakan (pupuk) bahan kimia berkepanjangan ia mencoba memilih cara bertaman organik. Dengan meracik sendiri pupuk organik buatannya ternyata hasilnya sangat menggembirakan ketika ia mengujicobakan pada lahan milik orangtuanya yang ditanami kacang panjang. Hasil yang memuaskan juga didapatkan ketika ia mengapliaksikannya pada padi dan berbagai tanaman lainnya. Kesuksesannya menggunakan pupuk organik lambat laun mengubah pola pikir petani di desanya yang  kemudian sadar bahwa bertani dengan pupuk organik tanaman tidak diganggu hama dan penyakit. Dari situ ia memperoleh penghargaan Pelopor Nasional Bidang Inovasi tahun 2017 berkat inovasi pupuk organik buatannya yang mengubah cara bertani orang didesanya.Â
Simak juga kegigihan Gestianus Sino (37), pemuda asal Kupang yang terpilih menjadi salah satu Duta Petani Milenial 2020 oleh Kementrian Pertanian. Setelah lulus menjadi sarjana tekatnya cuma satu, menjadi petani yang komplit, bertani, dan beternak. Â Pilihan hidupnya terjun di bidang pertanian bukan hal yang umum, ketika teman-temannya mencari pekerjaan di kantor pemerintahan ataupun perusahaan swasta, Gesti malah memilih memikul pacul dan membongkar batu karang. Gesti menceritakan kisah hidupnya bagaimana mengubah lahan hamparan batu karang di Kupang menjadi lahan hijau berisikan berbagai sayur-mayur pertanian, peternakan, dan kolam ikan. Satu-satunya cara mengalahkan hamparan batu karang dan panas menyengat adalah semangat juang. Â
Ia selalu percaya, semua orang sukses karena daya juang. Semangatnya ini terdorong oleh keinginan untuk mengubah hidup melalui bertani. Dia ingin memotivasi sebanayk mungkin anak muda NTT untuk terjun ke dunia pertanian. "mari kita hijaukan daerah ini dengan hasil-hasil pertanian organik untuk meraih mimpi, menjadi tuan di negeri sendiri" ujar gesti. Â Â Â
Membangun  optimisme