Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 18)

8 Juli 2018   16:33 Diperbarui: 20 Juli 2018   12:03 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Keesokan paginya ketika masih fajar, Bao Xing kembali. Mengetahui tuannya masih berada di tempat tidurnya, ia segera masuk ke dalam dan berdehem kecil di beranda untuk memberi tanda kedatangannya. "Kamu sudah kembali? Apakah kamu mendapatkan sesuatu?" tanya Bao. "Aku mendengar bahwa Ibu Suri Liu jatuh sakit tadi malam sehingga Yang Mulia segera menuju Istana Renshou untuk menjenguknya. Kemudian Yang Mulia pergi secara pribadi ke Istana Nanqing di mana ia mendengar Putri Di juga jatuh sakit. Mungkin saat ini Yang Mulia masih belum kembali ke istana utama," lapor Bao Xing. "Baiklah, aku mengerti." Kemudian Bao Xing pun mengundurkan diri dan Bao berkata kepada istrinya, "Ini pasti karena Yang Mulia Ibu Suri telah mengungkapkan kejadian yang sebenarnya dan Putri Di menjalankan rencananya." Kedua suami istri itu pun bergembira dalam hati.

Baru saja mereka selesai sarapan pagi, tiba-tiba pengumuman titah kaisar tiba. Bao segera berganti pakaian kebesarannya dan menuju ke aula utama. Tampak Guo Huai bersama Chen Lin di belakangnya membawa titah kaisar. Guo Huai merasa sebagai pengurus utama istana seharusnya ialah yang membacakan titah lalu membuka titah tersebut. Setelah Bao memberikan penghormatan tiga kali, dengan suara lantang ia membacakan titah itu: "Yang Mulia Kaisar yang menerima mandat dari langit menitahkan: 'Kasim Guo....'" Ketika membaca namanya sendiri, ia tidak dapat melanjutkan membacakannya.

Dari samping Chen Lin mengambil alih titah tersebut dan melanjutkan, "'Kasim Guo Huai telah membuat rencana melawan tahta kerajaan, tidak hormat, berhati jahat, dan berkhianat terhadap kerajaan. Kaisar sebelumnya tidak memiliki pengganti dan tidak berpikir selamanya bisa menduduki tahta. Ketika Ibu Suri Li mengandung, ia mengambil kesempatan menyusun rencana jahat. Dengan membawa bungkusan kain berisi bayi putra mahkota, tanpa mengindahkan perintah yang diberikan kepadanya, pelayan istana Kou Zhu memiliki tekad yang menjangkau sampai langit. Berbalik dari menara pengawas di sebelah utara, namun sesungguhnya menuju ke Istana Nanqing, pengurus Chen Lin memiliki kesetiaan yang dapat menembus matahari. Karena tetesan air mata yang memunculkan kecurigaan, Nyonya Liu menanyai Kou Zhu dengan siksaan sampai meninggal. Kutukan palsu menjadi tuduhan salah dan Yu Zhong yang berani berkorban menggantikan Ibu Suri Li. Ibu suri dikirim keluar istana dan selama dua puluh tahun menanggung ketidakadilan; setelah mengalami banyak kesengsaraan masih harus menderita karena meninggalkan kediamannya sendiri. Jika bukan karena kesetiaan Pejabat Bao, tidak mungkin mutiara istana kembali ke tempat asalnya. Karena kejadian ini menghancurkan hubungan antar manusia dan bertentangan dengan kebenaran, Pejabat Bao harus menyelidiki hal ini dengan seksama, menjalankan titah kerajaan dan menghukum para pelakunya sesuai dengan hukum kerajaan sehingga kasus ini diserahkan untuk diadili di kantor prefektur Kaifeng. Demikianlah titah kaisar!' Berterima kasihlah kepada kaisar."

Bao pun berseru, "Semoga Yang Mulia panjang umur." Lalu ia berdiri, menerima titah tersebut, dan memerintahkan, "Tangkap dia!" Zhao Hu dengan tergesa-gesa berlari ke arah Chen Lin yang baik, merentangkan tangannya bermaksud untuk menangkapnya. Segera Bao berteriak, "Lancang! Masih tidak mundur juga." Zhao Hu tampak kebingungan, tetapi Wang Chao dan Ma Han langsung melepaskan pakaian, topi, dan sepatu Guo Huai lalu membawanya ke ruang pengadilan dan membuatnya berlutut di hadapan titah kaisar yang diletakan di atas meja pengadilan. Bao duduk di tempat duduk yang telah disediakan di sebelah kiri dan di sampingnya disediakan tempat duduk di mana ia mempersilakan Chen Lin duduk di sana. Hari itu Bao membuka sidang dan berkata kepada Guo Huai, "Kamu katakanlah segera apa yang sebenarnya terjadi bertahun-tahun yang lalu!"

(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun