Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putri dan Pangeran dari Langit

13 Agustus 2025   10:08 Diperbarui: 13 Agustus 2025   10:08 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nokturus meraung kesakitan, namun raungannya kali ini bercampur dengan isakan. Kegelapan yang selama ini menjadi pelindungnya mulai menghilang, mengungkapkan sosok aslinya: sesosok dewa yang kesepian dan terluka.

Ketiga putri mendekat dengan hati-hati. Mereka tidak menyerangnya lagi, tetapi memancarkan rasa kasih sayang dan pengertian. "Kami tahu kamu terluka," kata Moona dengan lembut. "Tapi kamu tidak sendiri. Ada cahaya di dunia ini, dan ada tempat untuk kegelapan juga. Keduanya penting untuk keseimbangan."

Sunria menambahkan, "Lihatlah Bumi yang telah diciptakan oleh orang tua kami. Ada siang dan malam, panas dan dingin. Keduanya saling melengkapi, menciptakan kehidupan."

Starfaela menunjukkan cahaya bintang-bintang yang berkilauan. "Bahkan di kegelapan yang paling dalam, selalu ada cahaya harapan."

Kata-kata mereka, bersama dengan pancaran energi kasih sayang mereka, perlahan menyembuhkan luka di hati Nokturus. Kegelapan yang mengelilinginya semakin menipis, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, Nokturus merasakan kehangatan dan penerimaan.

Akhirnya, kegelapan itu menghilang sepenuhnya, mengungkapkan sosok dewa yang memancarkan cahaya redup namun damai. Ia menatap ketiga putri dengan mata yang penuh rasa terima kasih.

"Terima kasih," katanya dengan suara serak. "Aku telah tersesat dalam kesepianku. Aku lupa akan pentingnya keseimbangan."

Sejak hari itu, Nokturus tidak lagi menjadi ancaman. Ia kembali menjadi bagian dari keseimbangan alam semesta, mewakili sisi gelap yang tenang dan memberikan ruang untuk istirahat dan refleksi. Keseimbangan antara siang dan malam, panas dan dingin, kembali pulih di Bumi.

Ketiga putri kembali ke kerajaan mereka, disambut dengan sukacita oleh rakyat mereka. Mereka telah belajar bahwa kekuatan sejati tidak hanya terletak pada kemampuan untuk bertarung, tetapi juga pada kemampuan untuk memahami dan berbelas kasih. Mereka terus memerintah Bumi dengan bijaksana, menjaga warisan orang tua mereka dan memastikan bahwa keseimbangan antara matahari, bulan, dan bintang akan selalu terjaga. Dan di langit malam, bintang-bintang bersinar lebih terang dari sebelumnya, sebagai pengingat akan kemenangan cahaya atas kegelapan, dan kekuatan persatuan dan pemahaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun