Ia segera mengirimkan pesan astral kepada kedua saudarinya, menceritakan apa yang telah ia temukan. Sunria dan Moona, yang merasakan perubahan aneh dalam energi di sekitar mereka, segera kembali ke istana. Mereka bertiga berkumpul, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran namun juga tekad yang kuat.
"Itu adalah  Nokturus, Dewa Kegelapan dan Keputusasaan," kata sebuah suara kuno. Mereka menoleh dan melihat sesosok makhluk bercahaya redup, penjaga perpustakaan langit yang menyimpan segala pengetahuan tentang alam semesta. "Dahulu kala, ia pernah menjadi bagian dari keseimbangan, namun kesepian dan rasa kehilangan membuatnya berubah menjadi entitas yang haus akan kegelapan."
"Mengapa dia melakukan ini?" tanya Moona dengan nada sedih.
"Ia percaya bahwa cahaya telah meninggalkannya, dan ia ingin menarik semua cahaya ke dalam dirinya agar tidak ada yang merasakan apa yang ia rasakan," jawab penjaga perpustakaan.
Ketiga putri menyadari bahwa mereka tidak hanya harus mengalahkan Nokturus, tetapi juga memahami rasa sakitnya. Mereka merancang rencana yang berani. Mereka akan menggabungkan kekuatan mereka, kekuatan matahari, bulan, dan bintang, untuk mencoba menjangkau hati Nokturus dan mengingatkannya akan pentingnya keseimbangan.
Sunria memanggil kehangatan matahari, mengumpulkan energi yang membara namun terkendali. Moona memancarkan cahaya bulan yang lembut dan menenangkan, membawa harapan dan kedamaian. Starfaela mengumpulkan debu-debu bintang, menciptakan cahaya yang cemerlang dan penuh vitalitas.
Bersama-sama, mereka terbang menuju kegelapan antar galaksi, menuju tempat Nokturus berada. Ketika mereka tiba, entitas bayangan itu menyambut mereka dengan raungan dingin yang mengguncang ruang angkasa. Ia meluncurkan gelombang kegelapan yang mencoba menelan mereka.
Namun, ketiga putri berdiri teguh. Sunria mengirimkan gelombang panas yang menahan kegelapan. Moona memancarkan cahaya bulan yang menenangkan, mencoba menembus aura keputusasaan Nokturus. Dan Starfaela melepaskan ribuan cahaya bintang yang menari-nari, menerangi kegelapan dan membawa secercah harapan.
Pertempuran berlangsung sengit. Kekuatan Nokturus sangat besar, namun persatuan dan tekad ketiga putri lebih kuat. Mereka terus menyerang dengan kombinasi kekuatan mereka, tidak hanya untuk melawannya, tetapi juga untuk menjangkau inti keberadaannya.
Akhirnya, dengan upaya terakhir, mereka memfokuskan semua energi mereka menjadi satu serangan yang terarah. Cahaya matahari, bulan, dan bintang bersatu menjadi pancaran energi yang luar biasa, menembus kegelapan yang mengelilingi Nokturus.
Pada saat itu, sesuatu yang ajaib terjadi. Di tengah kegelapan, setitik cahaya mulai bersinar dari dalam diri Nokturus. Cahaya itu semakin terang, perlahan mengikis lapisan kegelapan yang telah lama menyelimutinya.