Mentari pagi menyapa lembut halaman MTsN 1 Bandar Lampung. Sabtu, 26 Juli 2025, tak sekadar menjadi hari akhir pekan biasa. Suasana sekolah yang biasanya tenang di akhir pekan berubah menjadi ruang dinamis penuh semangat---dihidupkan oleh kehadiran mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dari UIN Raden Intan Lampung.
Di balik meja PTSP, Rifa Jihan Nabila tengah menyusun berkas sambil tersenyum menyambut siswa yang datang. Di bawah bimbingan Hj. Irta Rizka, S.Ag., Rifa menunjukkan kedisiplinan dan keramahan yang membuat banyak siswa nyaman bertanya. "Kami di sini bukan sekadar praktik," katanya lirih saat istirahat, "tapi belajar melayani, membimbing, dan jadi bagian dari kehidupan sekolah."
Sementara itu, di halaman belakang sekolah, Andryan Nur Ilham tampak sibuk menjelaskan tentang biopori kepada sekelompok siswa kelas IX-F. Di bawah teriknya matahari, ia tetap semangat menyampaikan pentingnya menjaga lingkungan. Bersama Laila Fasa, S.Ag., ia juga sempat mengisi kelas, menyisipkan nilai-nilai keislaman dalam pelajaran yang dekat dengan keseharian murid-muridnya.
Di ruang kelas VIII, Kiki Nazira berdiri tegap di depan siswa, memulai sosialisasi program kerja KKN dan PPL. Di bawah bimbingan Hj. Apriyani S.Ag., ia belajar menyampaikan pesan dengan jelas dan hangat. Di sudut lain sekolah, Nachua Qinanthi, yang dibimbing oleh Abu Abdullah Muhammad, S.Pd., tampak mencatat poin-poin penting dari diskusi guru. Ia tahu, observasi adalah bagian dari belajar yang tak kalah penting dari mengajar.
Di kantor tata usaha, Zakia Min Fadlillah dari Manajemen Pendidikan Islam terlihat tekun menyusun dokumen. Ia mempelajari alur surat masuk dan keluar, sekaligus mempersiapkan materi hidroponik. Suaranya terdengar antusias saat berbicara kepada siswa, "Bercocok tanam bisa kita mulai dari botol bekas. Kecil, tapi bermanfaat." Ia bahkan sempat menjadi pemateri, menunjukkan bahwa kontribusinya bukan hanya administratif, tapi juga edukatif.
Dari ranah konseling, Bayu Prasetiyo dan Tasya Ayu Pertiwi membawa energi yang berbeda. Dengan sabar mereka memfasilitasi diskusi bersama siswa kelas 8, berbicara tentang pergaulan sehat dan pentingnya mengenal diri. Ditemani guru pamong mereka, Misnawati dan Deta Dwi Puspiza, keduanya tampil sebagai pendengar dan pembimbing, dua peran yang tak selalu mudah tapi sangat berarti.
Di ruang bahasa, Hafizka Zulfiatin Khoiriyah dan Aulia dari Pendidikan Bahasa Arab tampak sibuk dengan sosialisasi. Sementara Anisa Yogi Rahmadani, tak hanya berbagi ilmu tentang pemilahan sampah dan biopori, tapi juga membantu entri data buku perpustakaan dan ikut langsung menanam biopori di halaman sekolah.
Dari Pendidikan Bahasa Inggris, Hanum Fernanda dan Leony Clara aktif menyesuaikan diri. Hanum, dengan senyuman khasnya, berbaur dalam piketan gedung B. Sementara Leony, lincah dari satu kegiatan ke kegiatan lain---senam pagi, mengajar kelas IX I, hingga menanam biopori di halaman belakang.
Tak kalah aktif, Selvia Agustina dari Pendidikan Matematika sibuk mempersiapkan materi sosialisasi, sambil sesekali melayani siswa di PTSP. Sementara Nahya Azkiyaurrahmi Abdullah, mahasiswa Biologi, mengisi hari dengan berbagi ilmu lingkungan bersama murid dan guru.
Hari itu, tak ada yang merasa sekadar "praktik." Semua bergerak, semua belajar, dan semua menjadi bagian dari ekosistem sekolah yang nyata. Bukan hanya tentang menyampaikan teori, tapi menyentuh kehidupan siswa, memahami ritme guru, dan menanam nilai-nilai dalam tindakan kecil sehari-hari.