Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Seorang Anak Bertanya Cinta

26 Februari 2024   04:41 Diperbarui: 26 Februari 2024   05:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasrat Menyala (Sumber : pribadi, bing.com) 

Seorang anak, masih ingusan dalam ukuran kematangan moral, tapi sudah berani menunjukkan jati diri dan harapannya. Saat itu, mengajukan pertanyaan, "apakah anak seusia kami tidak boleh memiliki rencana pasangan hidup ?"

Pertanyaan dari sebuah keraguan. Keraguan yang menuntut adanya kepastian, sehingga dia mendapatkan rasa kenyamanan, terhadap pikiran dan pemahamannya. Keraguan yang membutuhkan pengakuan, pengakuan terhadap keberadaannya.

Apakah anak usia belia tidak boleh berbicara, memilih, menemukan dan merasakan cinta ? pertanyaan manusiawi, yang kadang bertemu dengan ketidakmanusiawian.

Cinta itu hadir dalam setiap makhluk. Kemuliananya bergantung pada kualitas kesadaran. Kesadaran akan diri dan harapan, mempengaruhi pada kualitas kecintaan.

Seekor anak ayam bersembunyi dibalik ketiak dan sayap sang induk. Di sana dia menemukan cinta, dan kenyamanan hidupnya. Sang anak mendapat perlindungan, dan sang induk memberikan pengabdian.

Seekor harimau betina berdamping dengan sang jantannya. Disanalah dia mendapatkan cinta dan ketentraman, Sang betina mendapatkan ketentraman, dan Jantan mendapatkan kepuasan.

Seekor semut berkerumun dengan kelompoknya, disanalah dia mendapatkan kerukunan dan keharmonian. Sang semut mendapatkan kebersamaan, dan sang kelompok mendapat kerukunan.

Banyak sudah. Tanda alam yang memberikan tanda kekuasaan Tuhan kepada kita semua. Cinta hadir di setip upuk bumi, dan juga horizon yang luas terbentang. Dari penjuru bumi, dan semesta masuk dalam pelupuk kesadaran manusia, bahwa cinta hadir dan menerpa diseluruh unsur dan elemen kehidupannya.

Tidak ada kecuali, dan tanpa kecuali. Cinta hadir bersamanya.

Ibarat angin, berhembus ke sana kemari. Hampir di setiap titiknya, ada angin berhembus. Namun, karena keadaan alam itulah, lingkungan  mempengaruni nama dan kekuatan angin yang berbeda.

Demikian pula dengan cinta. Anak bayi butuh cinta, cintanya, cinta ibu kepada sang bayi. Cinta bayi lenyap, saat anak menginjak remaja. Di saat itulah, keunikan dan kekhasannya muncul dan  berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun