Mohon tunggu...
Moh Faizal Alvin
Moh Faizal Alvin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Teknik Informatika yang saat ini saya menjalani pendidikan di Kota Malang. Saya memiliki ketertarikan di beberapa sub bidang yang ada di dunia Teknik Informatika yaitu seperti Network Engineering, Rekayasa Perangkat Lunak, dan Pemrogaman Berbasis Web. Selain itu saya juga memiliki ketertarikan di bidang IoT.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika Desain Buruk Menghancurkan Kode Yang Baik

13 Mei 2025   10:23 Diperbarui: 13 Mei 2025   10:23 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehancuran Kode Sumber: Ilustrasi Ai

Dalam dunia rekayasa perangkat lunak, sering kali fokus utama pengembangan diarahkan pada seberapa cepat aplikasi bisa berjalan atau seberapa banyak fitur dapat ditambahkan. Sayangnya, aspek desain perangkat lunak---yang seharusnya menjadi fondasi penting dalam membangun sistem---sering kali diabaikan. Padahal, desain yang buruk dapat menghancurkan kode yang baik. Tidak peduli seberapa hebat tim programmer, jika arah desainnya salah sejak awal, maka yang dihasilkan hanyalah tumpukan kode yang tidak terstruktur, sulit dikembangkan, dan mudah menimbulkan error.

Apa Itu Desain Perangkat Lunak?

Desain perangkat lunak adalah proses menerjemahkan kebutuhan sistem (requirement) ke dalam bentuk arsitektur dan representasi teknis yang dapat digunakan oleh tim pengembang untuk menulis kode. Desain bukan sekadar sketsa kasar; ia mencakup struktur modul, alur data, pemilihan pola desain, dan pemetaan fungsi-fungsi utama agar sistem berjalan secara terorganisir.

Desain perangkat lunak yang baik memperhatikan aspek modularitas, keterkaitan antar komponen, keterpisahan tugas (separation of concerns), dan skalabilitas. Dalam konteks ini, desain menjadi jembatan antara kebutuhan pengguna dan implementasi teknis.

Mengapa Desain yang Buruk Berbahaya?

Desain yang buruk bisa muncul dalam berbagai bentuk: struktur modul yang saling tumpang tindih, kurangnya dokumentasi, tidak adanya pola yang jelas, hingga arsitektur sistem yang tidak scalable. Semua ini akan berdampak langsung pada fase pengkodean dan pemeliharaan perangkat lunak.

Berikut beberapa akibat dari desain yang buruk:

  1. Meningkatkan Kompleksitas Kode: Ketika struktur sistem tidak jelas, pengembang akan menulis kode berdasarkan asumsi pribadi. Hasilnya adalah sistem yang tidak konsisten dan sulit dipahami oleh anggota tim lain.

  2. Sulit Dipelihara: Desain yang tidak modular membuat perbaikan bug atau penambahan fitur menjadi sangat sulit. Perubahan kecil pada satu bagian dapat berdampak besar pada bagian lainnya.

  3. Memicu Kegagalan Proyek: Banyak proyek perangkat lunak gagal bukan karena kurangnya keterampilan teknis, tetapi karena kesalahan pada desain awal. Tanpa fondasi desain yang baik, sistem mudah runtuh saat diperluas atau digunakan oleh banyak pengguna.

  4. Membebani Biaya Pengembangan: Semakin kompleks sistem akibat desain buruk, semakin besar pula biaya untuk debugging, refactoring, dan pengujian ulang. Biaya ini biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan jika desain dilakukan dengan benar sejak awal.

Studi Kasus: Ketika Desain Menghancurkan Kode

Sebuah perusahaan e-commerce lokal pernah mengembangkan sistem pemesanan barang dengan cepat, namun hanya bertahan enam bulan sebelum mengalami kegagalan. Masalah utamanya? Arsitektur monolitik yang dibuat tanpa perencanaan modul yang baik. Ketika pengguna mulai meningkat, sistem menjadi lambat, sulit di-maintain, dan sering crash.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun