Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyerah Tidak Selamanya Buruk

19 Februari 2023   15:47 Diperbarui: 19 Februari 2023   16:14 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Obat yang sudah jelas kadar, mekanisme, dan efeknya saja belum tentu memiliki khasiat yang sama antara satu dengan orang lainnya.

Ada yang sembuh dengan dosis tertentu, ada juga yang baru bisa sembuh dengan dosis lebih tinggi, atau bahkan ada yang alergi.

Terlebih lagi dengan hal abstrak seperti ketahanan seseorang dalam menghadapi masalah dalam mencapai impian.

Menyerah tidak selamanya buruk, kadang ada rasa lelah sehingga keinginan untuk menyerah daripada terus bertahan, tetapi menyakitkan.

Terkadang, perasaan untuk menyerah adalah semacam bisikan yang sering orang-orang abaikan bagi pengidap toxic positivity.

Bagi mereka yang sadar, rasa menyerah menjadi alarm bahwa sebenarnya apa yang akan diinginkan bukanlah miliknya.

Menyerah adalah penyelamat seseorang dari hal yang sangat menyakitkan, seperti kegagalan meraih sesuatu dan melahirkan penyesalan karena dapat lelahnya saja.

Bahkan, penyesalan akibat mengabaikan rasa menyerah tersebut akan berakibat pada gangguan kesehatan mental, depresi, dan berujung pada bunuh diri.

Sebenarnya, hidup tidak lepas dari rasa menyerah, itu adalah hal yang tidak bisa dielakkan oleh setiap orang.

Contohnya, berubah pikiran menjadi pegawai bank dari buruh industri adalah bentuk menyerahnya seseorang dari tempat kerja lamanya.

Namun, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa berubah pikiran merupakan implementasi dari menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun