Mohon tunggu...
Mohammad Irfai
Mohammad Irfai Mohon Tunggu... Editor - mohammad irfai

SELAMAT DATANG DI KOMPASIANA

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tumpukan Sampah di Tengah Gagap Gempitanya Sirkuit Mandalika

12 April 2022   09:56 Diperbarui: 12 April 2022   10:34 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hal tersebut membuat media dalam dan negeri ikut menyorot aktivitas para atlet ternama itu. Tidak hanya demikian, kehadiran para pembalap ternama tersebut membawa dampak positif bagi Mandalika. 

Di mana semakin banyak wisatawan yang berkunjung baik lokal maupun mancanegara dan kian mengangkat nama Mandalika di kancah internasional. Namun, di tengah gegap gempita sirkuit Mandalika, terdapat pemandangan yang miris nahasnya terendus awak media. 

Tumpukan sampah di bangku penonton seolah menjadi momok yang dapat mencoreng hal-hal positif mengenai Mandalika. Usainya perhelatan MotoGP ikut menyisakan sampah yang berceceran, hal tersebut dikeluhkan oleh petugas kebersihan yang tidak hanya menemukan sampah namun juga barang-barang aneh seperti bekas jas hujan yang ditinggalkan begitu saja (Raharjo, 2022).

Peristiwa tersebut mengundang pegiat lingkungan asal Solo, Denok Marty Astuti buka suara. Tercecernya sampah sangat disayangkan karena pemerintah kurang memperhatikan hal tersebut, diikuti dukungan seluruh masyarakat. 

Budaya buang sampah pada tempatnya sendiri merupakan kepedulian yang lahir pada kesadaran setiap diri individu, untuk membangun kesadaran tersebut diperlukan pembiasaan diri dan pemberian kebijakan yang berlaku di setiap tempat. 

Seperti halnya penetapan denda dan sanksi bagi masyarakat yang melakukan tindakan tersebut. Membangun budaya tidak bisa instan terjadi begitu saja, perlu latihan dan implementasi agar masyarakat benar-benar sadar bahwa tindakan membuang sampah sembarangan dapat merugikan orang lain dan lingkungan yang dipijaknya (Wismabrata, 2022).

Semakin majunya era digitalisasi, membuat segala informasi yang ada di setiap daerah cepat menyebar dan diketahui khalayak publik. Viralnya tumpukan sampah di Mandalika terjadi setelah petugas kebersihan mengeluhkan hal tersebut ke sosial media pribadinya, terdapat bungkus makanan, sisa makanan, botol, hingga jas hujan yang tersisa di tribun penonton. 

Tidak membutuhkan waktu lama untuk viral, masyarakat ikut menyoroti hal kurang terpuji itu dan menyayangkan dapat terjadi di Mandalika sebagai salah satu tempat ikonik di Indonesia. Sampah di areal tribun sangat banyak, sehingga meskipun terdapat 500 personil petugas kebersihan di sana tidak dapat menangani dalam kurun satu hari saja. Bahkan petugas kebersihan berinisiatif untuk berbagi shift dalam bekerja. 

Sengatan bau sampah dari sisa makanan cukup mengganggu kinerja petugas dalam bekerja, karena telah banyak dihinggapi serangga dan beberapa membusuk. Petugas kebersihan yang juga merupakan warga lokal Mandalika tersebut sangat menyayangkan, di tengah sirkuit Mandalika yang bertaraf internasional harus dirusak dengan pemandangan tumpukan sampah (Meidinata, 2022).

Selain faktor kesadaran yang rendah pada masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan di tribun penonton, fasilitas penyediaan sampah pun terbatas untuk menampung kapasitas lonjakan pengunjung yang datang. Bahkan sampah dibuang di samping tempatnya hingga menumpuk dan tidak terlihat oleh mata. 

Apabila dibuat kebijakan, pengunjung dapat membawa kantung plastik masing-masing ke lokasi dan membuang di TPA lainnya demi terselenggaranya kebersihan dan kerapian tempat, tidak hanya di sirkuit Mandalika saja. Menurut Naltaru, dkk. (2014), peningkatan jumlah pengunjung di suatu lokasi ini tentu saja dapat meningkatkan jumlah sampah yang dihasilkan dari setiap aktivitas pengunjung tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun