Hal yang sama dijelaskan Fithratullah (2023) bahwa pembelajaran bermakna merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Jika dikaitkan dengan aktivitas anak-anak dan es krim tadi, pemanfaatan stik es krim memungkinkan anak-anak memperoleh kebermaknaan dalam proses belajar. Mereka perlu menggunakan pengetahuan yang sudah mereka miliki untuk menyelesaikan tugasnya.
Untuk menyusun stik menjadi sebuah miniatur bangunan anak-anak harus memperkirakan jumlah stik yang dibutuhkan, melakukan pengukuran saat memotong stik, atau memastikan proporsi miniatur sesuai dengan bangunan aslinya. Ini merupakan konsep matematika yang berhubungan dengan bilangan, geometri, skala, dan konsep lain yang berkaitan.
Proses tersebut juga memungkinkan mereka mengeksplorasi pemahaman sains dan fisika mereka tentang struktur, keseimbangan, dan kekuatan bangunan. Aktivitas serupa juga sekaligus menjadi instrumen ekspresi kreativitas dan belajar tentang estetika.
Ketika dilakukan dalam kelompok, aktivitas ini dapat melatih komunikasi dan kemampuan bekerja sama untuk melakukan perencanaan, berbagi tugas, hingga memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Pembelajaran menggembirakan
Menyaksikan anak-anak sibuk dengan stik es krim, ada ekspresi kegembiraan di wajah-wajah polos itu. Dalam kesungguhan itu mereka terkesan gembira dengan aktivitasnya. Tampaknya mereka berada dalam suasana yang menggembirakan. Ini merupakan situasi yang diharapkan dari pembelajaran mendalam. Pembelajaran menggembirakan (joyful) menjadi salah satu esensi yang perlu dipertimbangkan.
Pembelajaran yang menggembirakan fokus pada emosi positif yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Di dalamnya termasuk rasa ingin tahu, semangat, dan motivasi.
Kegembiraan belajar tidak sekedar adanya suasana perasaan yang stabil. Suasana menggembirakan hanya satu hal. Ia juga mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran tanpa rasa cemas.
Pembelajaran yang menggembirakan mendorong mereka cenderung lebih berani mengambil risiko, lebih termotivasi untuk bertanya, dan lebih gigih dalam memecahkan masalah. Mereka akan melihat kegagalan sebagai sebuah proses yang perlu diperbaiki.
Kegembiraan dalam belajar diyakini mampu membangun koneksi emosional individu dengan materi pelajaran. Koneksi itu membuat informasi lebih mudah diakses dan lebih mungkin untuk bertahan dalam jangka panjang.
Lombok Timur, 25 Agustus 2025