Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran Mendalam dalam Stik Es Krim

25 Agustus 2025   16:41 Diperbarui: 26 Agustus 2025   15:02 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat miniatur bangunan dengan stik es krim (dokpri) 

Saya membayangkan inilah situasi deep learning yang diharapkan. Mereka memperlihatkan perilaku belajar yang melibatkan prinsip pembelajaran mendalam; berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan

Pembelajaran Berkesadaran

Dalam kehidupan sehari-hari banyak aktivitas kreatif yang dilakukan anak-anak dengan melibatkan diri secara utuh. Maka tidak heran saat melakukannya, anak-anak sering lupa makan, tidak pulang seharian, dan mengabaikan hal-hal lain.

Tidak ada yang istimewa dari kegiatan menyusun stik es krim. Ia tidak berbeda dengan aktivitas anak-anak yang melakukan permainan masak-memasak, membuat layangan, merancang kuda-kudaan dari pelepah pisang, atau membuat peletokan dan ketapel. Ini merupakan aktivitas biasa yang dapat ditemui dalam dunia anak-anak. 

Namun dalam konteks pembelajaran mendalam, di balik berbagai aktivitas sederhana tersebut, anak-anak melakukannya dengan kesadaran utuh. Ini merupakan ciri khas pembelajaran mendalam dengan prinsip berkesadaran (mindful), salah satu dan prinsip pembelajaran mendalam. 

Suyanto, dkk (2025) menegaskan bahwa pembelajaran berkesadaran tidak sekadar melibatkan pemahaman informasi, tetapi juga bagaimana individu terlibat sepenuhnya secara mental dan fisik dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran berkesadaran berarti seorang siswa mengerahkan kemampuan fokus pada satu tugas tanpa gangguan. Sebagai ilustrasi, ketika anak-anak itu berhadapan dengan stik es krim, mereka mengabaikan setiap notifikasi yang tidak berhubungan dengan aktivitas mereka. Mereka berusaha fokus dan menjiwai setiap proses yang dilakukan.

Berkesadaran juga berarti adanya keterlibatan kemampuan metakognisi, seseorang sadar pada batas pengetahuannya. Solso (dalam Chairani: 2016) menyebutkan bahwa metakognisi merupakan bagian dari kemampuan memonitor diri tentang pengetahuan pribadi (self knowledge monitoring).

Di antara anak-anak yang tengah berkutat dengan stik es krim itu, dapat dipastikan ada yang membatin bahwa "Saya tidak dapat menyelesaikannya". Ini soal pikiran dan emosi yang kerap mengganggu proses belajar. Namun, mereka mengabaikan gangguan tersebut dan tetap fokus pada tugas yang harus diselesaikan. 

Pembelajaran Bermakna

Masih tentang stik es krim. Benda ini merupakan barang yang mudah ditemukan di sekitar kita dan salah satu dari daftar limbah yang dihasilkan aktivitas manusia.

Jika dihubungkan dengan pembelajaran mendalam, penggunaan stik es krim tersebut merupakan wujud pembelajaran bermakna (meaningful).

Suyanto, dkk (2025) menegaskan bahwa pembelajaran bermakna terjadi ketika peserta didik dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuannya, menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun