Saya membayangkan inilah situasi deep learning yang diharapkan. Mereka memperlihatkan perilaku belajar yang melibatkan prinsip pembelajaran mendalam; berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Pembelajaran Berkesadaran
Dalam kehidupan sehari-hari banyak aktivitas kreatif yang dilakukan anak-anak dengan melibatkan diri secara utuh. Maka tidak heran saat melakukannya, anak-anak sering lupa makan, tidak pulang seharian, dan mengabaikan hal-hal lain.
Tidak ada yang istimewa dari kegiatan menyusun stik es krim. Ia tidak berbeda dengan aktivitas anak-anak yang melakukan permainan masak-memasak, membuat layangan, merancang kuda-kudaan dari pelepah pisang, atau membuat peletokan dan ketapel. Ini merupakan aktivitas biasa yang dapat ditemui dalam dunia anak-anak.
Namun dalam konteks pembelajaran mendalam, di balik berbagai aktivitas sederhana tersebut, anak-anak melakukannya dengan kesadaran utuh. Ini merupakan ciri khas pembelajaran mendalam dengan prinsip berkesadaran (mindful), salah satu dan prinsip pembelajaran mendalam.
Suyanto, dkk (2025) menegaskan bahwa pembelajaran berkesadaran tidak sekadar melibatkan pemahaman informasi, tetapi juga bagaimana individu terlibat sepenuhnya secara mental dan fisik dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran berkesadaran berarti seorang siswa mengerahkan kemampuan fokus pada satu tugas tanpa gangguan. Sebagai ilustrasi, ketika anak-anak itu berhadapan dengan stik es krim, mereka mengabaikan setiap notifikasi yang tidak berhubungan dengan aktivitas mereka. Mereka berusaha fokus dan menjiwai setiap proses yang dilakukan.
Berkesadaran juga berarti adanya keterlibatan kemampuan metakognisi, seseorang sadar pada batas pengetahuannya. Solso (dalam Chairani: 2016) menyebutkan bahwa metakognisi merupakan bagian dari kemampuan memonitor diri tentang pengetahuan pribadi (self knowledge monitoring).
Di antara anak-anak yang tengah berkutat dengan stik es krim itu, dapat dipastikan ada yang membatin bahwa "Saya tidak dapat menyelesaikannya". Ini soal pikiran dan emosi yang kerap mengganggu proses belajar. Namun, mereka mengabaikan gangguan tersebut dan tetap fokus pada tugas yang harus diselesaikan.
Pembelajaran Bermakna
Masih tentang stik es krim. Benda ini merupakan barang yang mudah ditemukan di sekitar kita dan salah satu dari daftar limbah yang dihasilkan aktivitas manusia.
Jika dihubungkan dengan pembelajaran mendalam, penggunaan stik es krim tersebut merupakan wujud pembelajaran bermakna (meaningful).
Suyanto, dkk (2025) menegaskan bahwa pembelajaran bermakna terjadi ketika peserta didik dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuannya, menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.