Guru Klaten diajak merefleksikan praktik pembelajaran sekaligus menembus tantangan inkuiri kolaboratif yang selama ini masih jarang digunakan di kelas.
Implementasi dan Refleksi Jadi Pondasi
KLATEN - Memasuki hari kelima, Sabtu (14/9/2025), pelatihan pembelajaran mendalam bagi guru di Kabupaten Klaten semakin menegaskan pentingnya transformasi kelas menuju arah yang lebih reflektif dan kolaboratif. Kegiatan yang berlangsung di SDN 3 Klaten ini diawali dengan doa bersama serta yel-yel kelas yang membangkitkan semangat peserta.
Pengajar pertama, Ismi Khazanah, S.Si., M.Sc., menyampaikan materi seputar implementasi dan refleksi pembelajaran mendalam. Dalam sesi sepanjang enam jam pelajaran, Ismi menekankan bahwa pembelajaran tidak boleh berhenti pada tataran konsep, melainkan harus nyata diterapkan di kelas. Menurutnya, guru perlu melatih kepekaan untuk merefleksikan proses pembelajaran---apa yang berhasil, apa yang masih menjadi hambatan, dan bagaimana strategi berikutnya bisa lebih bermakna.
"Refleksi adalah cermin. Tanpa bercermin, kita tidak tahu letak noda di wajah kita. Begitu pula dalam pembelajaran, tanpa refleksi kita tidak tahu apa yang harus diperbaiki," ungkap Ismi, yang juga fasilitator Pembelajaran Mendalam Jawa Tengah.
Inkuiri Kolaboratif Masih Dianggap Berat
Sesi berikutnya dipandu oleh Drs. Moch. Shidiq, M.Pd., yang membedah lebih jauh konsep inkuiri kolaboratif. Ia menyoroti masih banyak guru yang enggan menggunakan pendekatan ini karena dianggap rumit dan memerlukan waktu lebih panjang. Padahal, menurutnya, inkuiri kolaboratif justru dapat menghidupkan kelas karena melatih peserta didik untuk berpikir kritis, bertanya, mencari jawaban, dan bekerja sama.
"Inkuiri kolaboratif itu bukan beban, melainkan pintu menuju kelas yang hidup. Anak-anak belajar menemukan, bukan hanya menerima. Guru seharusnya memandu, bukan mendikte," tegas Shidiq di hadapan peserta.