Mohon tunggu...
mochezyfirmanzah
mochezyfirmanzah Mohon Tunggu... mahasiswa

saya suka memelihara ikan dan tumbuhan,saya adalah orang yang suka akan hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gerakan Civil Society Islam: Meneguhkan Masyarakat Madani di Nusantara

11 Oktober 2025   10:50 Diperbarui: 11 Oktober 2025   11:12 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU bukan hanya lembaga keagamaan, tetapi juga kekuatan sosial yang berperan penting dalam pendidikan, kemanusiaan, dan demokrasi.

Dalam kajian oleh Esty Ekawati (2018) berjudul Nahdlatul Ulama sebagai Civil Society di Indonesia, dijelaskan bahwa NU memiliki kemandirian tinggi terhadap negara dan berperan sebagai pengontrol sosial terhadap kebijakan publik. (Garuda Kemdikbud)

NU juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti saat pandemi COVID-19. Satgas NU Peduli COVID-19 menyalurkan bantuan kesehatan, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat terdampak. Ini menunjukkan bahwa civil society Islam tidak berhenti pada wacana, tapi nyata dalam aksi sosial. (Jurnal Comdev IAIN Kudus)

2. Muhammadiyah

Muhammadiyah menampilkan wajah Islam yang rasional dan progresif. Menurut Ozi Setiadi (2021) dalam artikelnya di Jurnal Walisongo, Muhammadiyah membangun jaringan sosial yang kuat dan menjadi bagian dari critical network masyarakat. Gerakan ini bukan hanya mendirikan sekolah dan rumah sakit, tetapi juga aktif dalam wacana kebangsaan dan penegakan etika publik.

Muhammadiyah juga dikenal kritis terhadap kebijakan negara yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Namun, tantangan utamanya adalah menjaga keseimbangan antara peran moral-keagamaan dan posisi politik praktis agar tidak kehilangan independensinya.

Tantangan Gerakan Civil Society Islam

Walaupun kontribusi organisasi Islam sangat besar, beberapa tantangan masih menghambat efektivitas gerakan civil society di Indonesia:

1. Kedekatan dengan Kekuasaan -- Beberapa organisasi Islam cenderung terlalu dekat dengan elit politik, sehingga kehilangan posisi kritisnya sebagai pengontrol negara.

2. Fragmentasi Internal -- Banyak ormas Islam bekerja di level lokal tanpa koordinasi yang kuat antarwilayah, sehingga gerakannya cenderung terpisah-pisah.

3. Keterbatasan Sumber Daya -- Ketergantungan pada dana eksternal sering membuat organisasi kurang mandiri dan mudah terpengaruh oleh kepentingan donor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun