Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harian Republika Pamit Undur Diri

15 Desember 2022   17:33 Diperbarui: 15 Desember 2022   17:40 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramalan itu benar. Satu demi satu, media cetak akan kalah dan mati.  Tinggal menunggu waktu saja. 

Hari ini, sedih juga membaca pengumuman bahwa Harian Republika cetak hanya akan sampai tanggal 31 Desember. Berarti pada tahun baru 2023, kita tak lagi dapat menjumpai koran Republika. 

Masih ingat betul kelahiran Republika. Waktu masih jadi anak kuliahan. Udah pasti belum ada internet. Karena Republika lahir di tahun 1993 atau 30 tahun yang lalu. Atau Republika sudah berusia 3 dasa warsa. 

Sebagai anak kuliahan yang masih belajar menulis, munculnya Republika menjadi harapan untuk dapat dimuat tulisannya di koran baru tersebut. Dan memang beberapa kali sempat tembus sehingga bisa makan agak enak. 

Republika sendiri lahir pada saat negeri ini sedang dilanda kebangkitan Islam.  Bahkan dlm gedung DPR sering disindir telah berubah warna menjadi ijo royo royo. 

Kebangkitan Islam yang direpresentasikan oleh organisasi bernama ICMI melahirkan Republika sebagai koran yang mewakilinya. Sahamnya waktu itu memang dijual ke publik. Dan seingat saya, cukup laris manis karena ada pembatasan pemilikan saham.

Saya sendiri lebih tertarik dengan gagasan Gus Dur yang mendirikan Fordem dari gemuruh ICMI. Walaupun begitu, kehadiran Republika membahagiakan juga. 

Internet memang membuat berita lebih cepat dibagikan. Bahkan kadang tak perlu jurnalis profesional. Orang biasa bisa melaporkan kejadian real time menggunakan HP yang dimilikinya. 

Koran koran arus utama seperti Republika justru sering dicurigai sebagai pembawa misi penguasa belaka. Orang lebih senang berita alternatif. Apalagi jika dari awal sudah berpikiran negatif pada pemerintah. 

Kecepatan itulah yang mengharuskan koran juga bekerja sigap. Hanya saja, sesigap sigapnya koran cetak, baru pagi atau bahkan siang baru dapat dikonsumsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun