Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

HTI Gerakan Politik Berkedok Agama

22 Oktober 2022   08:41 Diperbarui: 22 Oktober 2022   08:43 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HTI merupakan gerakan politik transnasional yang sangat berbahaya. Sehingga hampir semua negara menolak kehadirannya. Semua negara melarang HTI. Memberi ruang kepada HTI berarti membesarkan anak macan. Suatu saat akan membunuhnya dengan kejam. 

Mereka menggunakan agama sebagai kedok. Sehingga banyak orang bodoh tertipu karena menganggap HTI sebagai gerakan agama. Tidak mau menyadari bahwa agama hanya kedok untuk mencapai tujuan politik jahatnya. 

Kita harus bersyukur di negeri ini masih banyak santri. Mereka memahami agama dengan cara damai. Kedamaian negeri ini merupakan sumbangan berharga dari para santri. 

Bukan hanya ikut menjadi keutuhan negeri. Para santri sudah ikut berjuang untuk kemerdekaan negeri ini. Sehingga wajar jika santri ikut terus menjaganya karena santri pula yang ikut berdarah-darah memerdekakannya. 

Sementara HTI baru datang. Mereka justru tak pernah berdarah darah berjuang untuk kemerdekaan negeri ini. Mereka justru ingin menggantikan fondasi yang sudah kokoh dengan mencoba merobohkan fondasi tersebut. 

Suara mereka juga membisingkan. Seolah olah kebenaran itu mereka sehingga semua liyan hendak dimusnahkan. 

Pancasila adalah karunia Allah bagi bangsa ini. Dengan Pancasila kita bernaung bersama di bawahnya. Tanpa Pancasila, tak mungkin ada negeri bernama Indonesia. 

Islam dan Pancasila sama sekali tidak bertentangan. Pancasila menyerap nilai nilai Islam yang sudah diamalkan oleh para pemeluk Islam di negeri ini. 

Ketika HTI mempersoalkan Pancasila, pada saat itu pula mereka muncul sebagai pengkhianat negeri. Pembubaran mereka adalah kewajiban karena berkaitan dengan eksistensi bernegara. 

Selama ini, santri pula yang ikut menjaga Pancasila. Santri sadar bahwa Pancasila merupakan pemikiran yang terbaik untuk menyatukan penduduk negeri yang berbhinneka. Tanpa kalimatum sawa, perbedaan dan kebhinekaan itu akan terganggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun