Kamu terlalu jauh berjalan sehingga lupa jalan pulang.Â
Tidak. Aku tidak ingin pulang, bukan tak tahu jalan pulang.Â
Dan laki-laki itu terus melangkah menyusuri trotoar yang oleh gubernur sekarang sudah ditata rapi. Beberapa pengamen bernyanyi dengan suara yang sangat mempesona.Â
Ketika laki-laki itu nyaris duduk di salah satu bangku yang terjejer begitu rapi sepanjang trotoar, mendadak ia membatalkannya. Seakan ada ingatan yang menghentak dirinya untuk tidak lupa tujuannya.Â
Sudah kubilang jangan terlalu jauh melangkah.Â
Belum sampai akhir. Ini aku masih terus melangkah.Â
Perempuan itu sebetulnya masih berharap agar laki-laki itu tak lupa jalan kembali. Masih terlalu banyak kisah yang bisa diselamatkan jika laki-laki itu mau kembali.Â
Perempuan itu tak akan lagi seperti dulu. Akan memaafkan segalanya. Biarlah waktu terus berjalan. Kita tatap lurus ke depan. Terlalu banyak tengok akan berakibat tersesat pula.Â
Dia masih terus menunggumu.Â
Bukan. Dia menunggu harapannya sendiri yang sudah semakin layu.Â