Tahukah kamu? Untuk pertama kalinya dalam sejarah, produksi akuakultur dunia berhasil melampaui perikanan tangkap. Menurut FAO, pada tahun 2022 produksi dari budidaya mencapai 94,4 juta ton atau 51% dari total hewan akuatik. Angka ini menandai bahwasannya dunia kini lebih banyak bergantung pada budidaya ikan, udang, dan rumput laut dibanding hasil tangkapan liar. Di Indonesia, kondisi ini seharusnya menjadi peluang emas. Kita punya garis pantai panjang, potensi tambak dan kolam yang melimpah, serta pasar konsumsi yang terus tumbuh. Namun sayangnya, literasi budidaya masih menjadi tantangan. Banyak anak muda yang belum mengenal dasar-dasar akuakultur, padahal mereka adalah calon generasi penerus di sektor perikanan.
Mengapa Akuakultur di Kalangann Anak Muda Penting Sekali?
Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Data Reportal 2025 mencatat ada 212 juta pengguna internet (penetrasi 74,6%) dan 143 juta identitas media sosial. Itu artinya, mayoritas generasi muda kita aktif di dunia digital setiap hari. Bayangkan kalau edukasi akuakultur bisa masuk ke ruang digital melainkan bukan dalam bentuk modul tebal atau laporan panjang, tapi lewat konten visual yang singkat, jelas, dan menarik. Di sisi lain, kebutuhan akan pengetahuan praktis di lapangan juga nyata. Data KKP 2023 menunjukkan komoditas budidaya terbesar Indonesia masih didominasi oleh rumput laut (9,75 juta ton), disusul nila (1,37 juta ton), lele (1,14 juta ton), dan udang (0,77 juta ton). Anak muda yang ingin terjun ke sektor ini perlu bekal praktis yang bisa dipelajari dengan cepat. Inilah titik temu antara akuakultur, anak muda, dan media visual.
Kenapa Harus Visual?
Otak manusia lebih mudah memproses informasi jika disajikan dengan kombinasi teks dan gambar. Penelitian di bidang pendidikan menyebutnya Multimedia Learning. Dengan kata lain, kata dan  gambar jauh lebih efektif daripada kata saja. Meta-analisis terbaru bahkan menemukan bahwa penggunaan infografis bisa meningkatkan hasil belajar secara signifikan. Jadi, konten visual bukan sekadar pemanis, tapi benar-benar bisa mempercepat pemahaman dan memicu perubahan perilaku.
Prinsip dan Bentuk Konten Edukasi yang "KEREN"
Dalam konten edukasi media sosial, penguasaan ilmu desain grafis juga sangat penting agar bisa menyampaikan informasi secara jelas. Ilmu desain grafis memiliki beberapa prinsip yang menjadikan konten kita benar-benar efektif, sebagai berikut:
       *       Coherence buang hiasan yang tidak penting.
       *       Signaling gunakan ikon/warna untuk menonjolkan hal penting.
       *       Ringkas jangan tumpuk teks panjang dengan narasi.
       *       Contiguity teks harus dekat dengan visualnya.
       *       Segmenting pecah materi panjang jadi bagian kecil.
Tak hanya prinsip ilmu desain grafis yang penting, format konsep konten juga tak kalah penting. Nih aku kasih tau, beberapa konten yang cocok untuk anak muda di Akuakultur:
       1.      Infografis Satu Layar
       2.      Carousel Edukatif atau Roadmap
       3.      Poster
       4.      Video Pendek
       5.      Infografis Interaktif Wajib Dipegang
Agar konten benar-benar efektif, pegang prinsip ilmu desain tersebut dan jangan lupa konsep konten yang menarik.
Penutup
Desain grafis bukan sekadar soal estetika. Ia adalah jembatan ilmu yang bisa mengubah rasa penasaran anak muda menjadi keterampilan nyata di tambak maupun kolam.mLewat visual yang menarik, data yang akurat, dan distribusi di media digital yang tepat, edukasi akuakultur bisa tumbuh lebih cepat. Lalu menurutmu, konten visual apa lagi yang paling dibutuhkan untuk belajar budidaya? Yuk, diskusi di kolom komentar!
Daftar Pusaka
        1.      FAO. The State of World Fisheries and Aquaculture 2024.
       2.      KKP RI. Produksi Perikanan Budi Daya Pembesaran 2023.
       3.      Data Reportal. Digital 2025: Indonesia.
       4.      Mayer, R.E. Cognitive Theory of Multimedia Learning.
       5.      Elald & ifi (2021). Journal of Pedagogical Research.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI