Mohon tunggu...
Mochacinno Latte
Mochacinno Latte Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

day dreamer, art holic, coffee holic, painter, technocrat wanna be, author for his own satisfaction, idea creator

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ontran-ontran Ngarcopodo Seri 7 : Kyai Srondol Al Maidah Nikmatul berfatwa

26 Oktober 2016   20:02 Diperbarui: 27 Oktober 2016   15:12 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mereka meneruskan obrolannya serunya walau masih terjadi perang dingin kecil-kecilan antara Bagong dan Katon. Terdengar dari kejauhan suara cekiki tawa seorang tua, makin mendekat makin keras dan makin menjadi-jadi.

“muahahaha.. cekikiki… ahihihi.. muahahahaha…” njedul keluar mak bedunduk dengan payung daun pisangnya, dari kabut pekat pagi itu dan menyingkap gerimis Kyai Srondol ketawa geli sejadi-jadinya.

Terang saja semua yang ada di situ mendadak jadi diam dan ndomblong terheran-heran dengan tingkah Kyai Srodol, semua mematung pada posisi masing masing.

 sejurus kemudia Lenon menanya dengan sedikit nada menghardik, “ ngopo to Mbah Kyai, ada apa Mbah Yayi.. enten nopo, datang-datang kok njegigrik tertawa ndak karu-karuan, mbok ya uluk salam gitu biar kaya Kyai beneran gitu lho, kaya di tipi-tipi itu.” Hardik lenon menyela tawa Sang Kyai.

“Muahahahahahah… ahihihi.. koplaak.. koplaak.. ahihihi.. iki apik iki… muahahaha” timpal Sang Kyai membalas pertanyaan Lenon dan tak mempedulikannya, malahan dia tertawa menjadi-jadi.

“Kyai Sableng..!!” celetuk Bagong.

“Pak Kyai mau ngunjuk apa? Minum apa nih?” Sahut Yu Ginah mencoba mencari perhatian.

“muaahahaha.. ahihihi” makin kepingkel-pingkel Kyai Srondol, tak karu-karuan sambil megangi perutnya.

“nyoooh…. !!” sekonyong-konyol Cahyo nyumpelin telo rebus ke mulut Kyai Srondol dengan tidak sopannya.

Sukses telo sebesar kepalan tangan itu mendarat ke mulut Kyai Srondol, menyumpal tanpa pandang bulu, tanpa tedeng aling-aling dan tanpa ada muata SARA serta tidak lagi meperdulikan Hak Asasi Manusia tentang freedom of speech kebebasan berbicara kata orang-orang pinter itu, tapi malah kadang-kadang menjadi tak bernorma dan tak bermoral karena kebablasan.

 Telak saja Kyai Srondol klimpungan, mendadak buntu jalan suaranya, yang tersisa hanya isak sesenggukan dan air mata tawa. Sambil mesam mesem Kyai Srondol mengeluarkan ubi rebus dari mulutnya dan kembali memasukkan kemulutnya digigitnya sambil mesam-mesem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun