Mengenai aplikasi apa untuk membantu mempermudah wisata di era pandemi. Saat artikel ini dibuat, penulis mencari-cari apakah ada suatu daerah yang sudah menerapkan? Ternyata, sudah ada yang menerapkan. Yaitu, Banyuwangi dan jogjakarta dengan aplikasi yang masih tahap uji coba.
Kabupaten Banyuwangi memanfaatkan teknologi berupa Banyuwangi Touris, merupakan komitmen dalam melayani para pelaku pariwisata dan wisatawan di masa normal baru pandemic Covid-19.
"Nanti semua beli dan bayar tiket lewat online. Di aplikasi itu ada pilihan jam berkunjung, misalnya mau ke obyek wisata A silahkan pilih pagi, siang atau sore. Setiap waktu ada kapasitasnya, di atur kuotanya untuk menjaga jarak, dan kalau destinasui A sudah terdaftar100 wisatawan untuk hari Minggu jam 07-00-10.00 WIB misalnya. Kalau ada orang ke-101 mau pesan tiket, otomatis tertolak," kata Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (24/06/2020) seperti dikutip Antara.
Sedangkan, DIY mempunyai aplikasi wisata yang bisa diunduh oleh pengunjung pariwisata. Aplikasi tersebut adalah "Cared +Jogja" buatan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY.
"Setiap masyarakat yang akan mengunjungi Yogyakarta harus mengunduh sebuah aplikasi di mana aplikasi tersebut akan menghasilkan paspor digital dalam bentuk QR code," kata Ronny di kantor Dinas Pariwisata DIY Selasa (23/6/2020).
Pemilik gawai Android dapatmengunduh aplikasi "cared+Jogja"dengan mengunjungi laman https://cared-diy.jogjaprov.go.id/. Untuk saat ini,aplikasi tersebut belum diunggah di Google Play Store maupun App Store. Karena, memang aplikasi ini masih dalam tahap uji coba.
Mengintegrasi Aplikasi Pariwisata
Jikalau, dunia aplikasi digital ini dianggap paling mempunyai potensi untuk mengatur kembali dunia jalannya wisata dengan tetap membendung persebaran Covid-19. Selain, itu sudah ada beberapa inisiator yang sudah memulai. Mengapa pemerintah tidak sekalian mengintegrasi aplikasi wisata saja. Bisa dengan jalan membuat aplikasi baru yang lebih sempurna, atau mengembangkan aplikasi yang belum sempurna yang sudah dikembangkan tadi agar lebih sempurna, yang paling penting adalah untuk kepentingan negara.
Semua unsur yang ada dalam pariwisata disatukan dan dijalin kerjasamadan terintegrasi dalam jaringan digital, mulai dari; pengelola tempat wisata, pelaku wisata, biro perjalanan, akomodasi (tempat penginapan), transportasi pariwisata, jasa boga atau restoran, bahkan pembayaran yang semua bisa diregulasi dalam aplikasi.
Jadi, aplikasi ini nanti fokus menjadi alat untuk mempermudah masyarakat berwisata dengan tanpa takut menjadi korban atau pihak yang menyebarkan Covid-19. Jadi layanan dan regulasi aplikasi ini yaitu; 1. Menjadi ruang informasi pariwisata, 2. Menjadi tempat pembayaran digital pariwisata (objek pariwisata, biro travel wisata, penginapan, dll) 3. Mengatur atau membatasi pengunjung tempat pariwisata agar tidak membludak, 4. Pemberi regulasi perizinan bagi para wisatawandan tempat wisata.
Ruang informasi dalam aplikasi digital ini nanti bisa memberikan informasi seputar pariwisata era new normal secara global, baik apa saja yang harus dilakukan jikalau ia nanti akan mengadakan wisata, baik saat sendiri, bersama keluarga atau sahabat. Kemudian, bagaimana pula protokol yang harus disiapkan. Kemudian memberikan informasi zona-zona wisata mana saja yang aman dan tidak aman untuk berwisata dengan peta-peta pandemi.
Sedangkan, menjadi tempat alat pembayaran digital adalah bagaimana cara pembayaran dan kerjasama dengan apa nanti untuk metode pembayaran digitalnya. Karena,metode pembayaran pariwisata yang lewat digital ini nanti, diharap menjadi solusi menghindari kontak langsung yang menjadi salah satu media penyebaran Covid-19. Diharap semua pembayaran kepada pengelola objek wisata, biro travel wisata, transportasi, penginapan,dan lainnya adalah dengan pembayaran lewat digital.