Mohon tunggu...
Khasbi
Khasbi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Cerita Kehidupan

Mahasiswa IAINU Kebumen. Suka membaca, menulis dan diskusi. Penyuka wacana kritis yang progresif-revolusioner. Aktif di organisasi PMII dan juga salah satu penggagas Institut Literasi Indonesia (ILI).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Puisi sebagai Penguat Religiusitas

23 Juli 2019   08:04 Diperbarui: 23 Juli 2019   11:34 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Misalnya, istilah bait dengan ayat, dan qashidah dengan surat. Satu hal yang sebenarnya tidak boleh dilupakan adalah satu-satunya ontologi (pengetahuan) yang dimilki oleh bangsa Arab adalah puisi. 

Puisi akan sangat bermakna secara aksiologis jika diarahkan pada dimensi transendental. Terlebih-lebih jika diarahkan pada dua entitas pokok, yaitu humanisme-transendental.

Kekerasan, sparatis-ekslusif dan 'sikap kurang baik' lainnya sebenarnya bisa dinetralkan dengan upaya penghayatan agama secara serius dan berkelanjutan. 

Upaya tersebut bisa dilakukan dengan cara sederhana namun penuh makna, yaitu membuat, menggubah atau mengarang puisi. Tentunya sebagai jalan menuju penguatan kapasitas religiusitas per-individu---yang implikasinya pada kesalehan sosial. seperti apa yang dijelaskan Gus Dur, seorang penyair cilik bisa lebih dekat pada Tuhan karena mereka suka bercengkrama dengan-Nya.

"Tuhan saja akrab dengan mereka, kenapa kita tidak?" Atau, "Kenapa perlu 'bersikap kasar' jika 'berlemah lembut' bisa?"

Referensi:
Abdul Wachid B.S., 2005. Sastra Pencerahan. Yogyakarta: Saka
Abdurrahman Wahid, 2016. Tuhan Tidak Perlu Dibela. Jakarta: Saufa
Nasr Hamid Abud Zaid, 2016. Tekstualitas Al-Qur'an terj. Mafhum an-Nash Dirasah fi Ulum al-Qur'an. Yogyakarta: IRCiSoD
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun