Lakukan riset secara cermat, apa yang ada di sekitar kita menjadi sumber amunisi dalam menulis. Menulis apa pun tema tulisan kita, pada hakikatnya merupakan bentuk respons dari fenomena yang ada di sekitar kita. Demikian juga kegelisahan intelektual kita yang menjadi inspirasi kita untuk menulis. Ketika kita sering melihat tayangan di media sosial tentang isu pro kontra ijazah asli vs ijazah palsu, maka kita akan terpanggil untuk ikut mengomentari fenomena tersebut, bahkan terbawa dalam kongko-kongko di warung kopi, juga memperbincangkan masalah tersebut, tentu dengan berbagai sudut pandangan dan pengelaman yang merespons isu tersebut.
Bila kita cukup data dan sumber berita informasi melimpah, maka sangat mungkin dan lebih mudah kita menulis isu yang sudah familier viral di masyarakat. Hanya saja agar tulisan tersebut memberikan kontribusi positif, maka penulis harus mempunyai sudut pandangan yang beda dari kenyataan orang selama ini. Inilah tulisan yang bisa mengisi ruang kosong di mana orang belum menulisnya. Proses tersebut akan terus berkembang hingga menjadi pengetahuan umum.Â
Kalimat pertama adalah Mudah, Gaya bahasa adalah kebiasaan, Â Aku pengin nulis, kalimat pertama sulit. Aku pengin menulis novel rindu, tulis apa yang ada dalam pikiran. Asyik menulis, bisa menulis di mana saja. Kalau kita merasa sulit untuk mengeluarkan kata, maka bisa tulis apa saja yang terlintas dalam benak dan terus keluarkan, hingga menemukan kata yang sesuai dengan apa yang sedang kita pikirkan untuk ditulis. Bila ide sudah terpancing dan bahkan menemukan keasyikan menulis, karena sudah tidak ada hambatan lagi dalam menulis.
Seorang mahasiswa semester 12 datang dan mengajak diskusi tentang kesulitannya dalam menulis skripsi. Karena mereka dalam perkuliahan sebelumnya tidak maksimal dalam mengikuti pelajaran. Bahkan ketika masuk mata kuliah metodologi penelitian belum menemukan pentingnya mata kuliah tersebut dipelajari. Sehingga pada saat harus menulis skripsi merasa gamang dan seakan kehilangan ide untuk menulis. Memang dibutuhkan keberanian untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran, baik konsep ketikan kita membangun narasi, makan tulis apa yang ada dalam pikiran kita, maka selama proses menulis tersebut, akan ingat dan secara pelan-pelan akan menuju apa yang sedang kita pikirkan.
Maka dengan membaca selembar artikel dan abstrak suatu artikel akan membangun merangsang ide kreative dalam menulis. Bila sudah dapat masuk pada tema yang ingin kita selesaikan. Biarlah otak dan pikiran-pikiran kita menari-nari mengeluarkan ide-ide kreative dan tersebut menulis. Banyak jalan ke Roma, dengan berbagai cara ide akan dibangun secara bertahan, baca naskah terus menerus dan bila sudah capek, maka istirahat yang cukup setelah fresh dilanjutkan lagi apa yang sudah ditulis.
Gaya bahasa adalah kebiasaan. Menyelesaikan lebih gampang lagi. Kalau menulis tersiksa lahir batin, tidak bakat. Tulis saja kalau anda tersiksa, lalu bagaimana kalau ketika menulis tidak tersiksa. Maka akan memberikan jawaban kepada pikiran kita untuk melakukan proses kreative berjalan. Buat tulisan dan selesaikan, hingga titik habis ide ditulis. Kalimat pertama lebih mudah, gaya bahasa adalah kebiasaan, menyelesaikan jauh lebih mudah. Tulisan satu tulisan secara lengkap ide awal hingga akhir.Â
Alasan bisa karena terbiasa. Latihan, latihan, latihan. Kepala isi dengan amunisi. Sesuatu yang sederhana menjadi tulisan yang sangat menarik. Kata kunci menulis latihan, latihan, latihan. Komitmen akan menulis 1000 kata perhari. Manusia modern menulis 1000 kata perhari. Laksanakan 160 hari non stop menulis apa saja yang menarik dirinya. Berkeliling ke berbagai kota seluruh Indonesia, atau dengan membaca berita dan berbagai laporan perjalanan seakan kita sedang melakukan perjalanan dan menulis apa yang dilakukan dari perjalanan. 180 hari menulis dengan mudah bila kita menulis setiap hari buku harian. Buku harian menjadi arena curhat, berdialog imajinatif mengembara seakan kita menelusuri lorong-lorong kehidupan dan didukung dengan referensi yang berkualitas, maka akan terbangun tulisan yang menarik dan memikat dan menjadi kerinduan pembaca untuk mengeja tulisannya.
Topik penulis bisa apa saja, sudut padang, amunisi menulis, menulis pertama mudah, gaya biasa karena kebiasaan, menyelesaikan tulis jauh lebih mudah, menulis banyak latihan, latihan, latihan.
Pernah menulis tidak istiqomah. Menghidupkan tulisan. Pesan moral Islami karya Tere Liye. Tulisan yang menghibur dan menemani, tulisan yang bermanfaat, ketika kita baca mendapat pengetahuan baru. Tulisan menginspirasi kalau dibaca membawa pengetahuan baru. Menulis menghibur dan menemani. Menulis dengan niat yang tulus, tulisan menjadi manfaat dan menginspirasi yang lain, buku-buku yang baca menginspirasi. Membaca banyak buku, sudut pandang itu penting.
Kasih ide. Berhenti kamu bilang sibuk. Menulis harus diperioritaskan. Disiplin. Kembali kepada kamu. Latihan, latihan, latihan, coba terus berkarya. Terus terus menulis. Â
Bagaimana dapat inspirasi dan mengelola inspirasi?. Setiap tulisan butuh riset. Menulis novel dengan latar belakang tahun 1980an. Lihat foto apa yang terjadi tahun 1980. Baru dengan foto-foto kita bisa menulis dengan imajinasi dengan memejamkan mata dan kembangkan imajinasi. Kita siap menulis.