Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Citizen Scientist

M. Jojo Rahardjo is a prolific writer and the founder of Mindset Emas, a neuroscience-based mental health initiative. Since 2015, he has produced hundreds of articles, videos, and infographics, driven by a deep interest in technology, science, and the human mind. More info: https://linkedin.com/in/m-jojo-rahardjo

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Sentimen Anti-Israel Merebak di Dunia

13 Oktober 2025   04:36 Diperbarui: 14 Oktober 2025   15:29 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://saturday-october-seven.com/

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apa yang membuat opini global berpihak pada kelompok teroris yang melakukan pembantaian massal?

PERAN MEDSOS YANG MENCEMASKAN

Propaganda Hamas tidak akan mencapai skala global tanpa bantuan media sosial. Mereka memahami dengan sangat baik cara kerja algoritma yang menempatkan konten negatif sebagai magnet perhatian.

Ironisnya, sebagian besar industri media sosial didirikan atau dipimpin oleh individu Yahudi. Namun algoritma ciptaan mereka justru menjadi senjata yang berbalik arah, menjadi mesin penyebar kebencian terhadap Israel dan bangsa mereka sendiri.

Sejak awal pengembangan media sosial dua dekade lalu, algoritma dirancang untuk satu tujuan utama: meningkatkan jumlah pengguna dan membuat pengguna terus aktif selama mungkin. Para pengembang menggandeng para ilmuwan perilaku dan ahli neuroscience untuk menjawab satu pertanyaan: bagaimana membuat pengguna kecanduan berinteraksi di media sosial?

Jawabannya sederhana dan menakutkan: konten negatif lebih menarik.

Satu kata kasar seperti "bodoh" atau "goblok" bisa memicu interaksi berkali lipat lebih besar daripada kata positif. Algoritma kemudian belajar bahwa konten negatif menciptakan engagement yang tinggi, dan mulai "memberi reward" kepada mereka yang menyebarkannya.

Riset menunjukkan bahwa konten negatif menyebar enam kali lebih cepat daripada konten positif atau netral. Inilah sebabnya, saat perang pecah, linimasa media sosial dipenuhi kemarahan, kebencian, dan provokasi emosional.

Hamas memahami hukum algoritma ini. Mereka dan sekutunya membanjiri media sosial dengan konten-konten yang menggugah emosi negatif. Maka tak heran, ketika warga di berbagai kota dunia meneriakkan slogan seperti "From the river to the sea," "Free Palestine," atau bahkan "Death to Israel," namun banyak di antara mereka tidak benar-benar memahami arti dari slogan-slogan itu. Mereka mengira sedang membela kemanusiaan, padahal mereka sedang menggemakan propaganda yang dirancang dengan cermat oleh Hamas.

HAMAS MENGALAHKAN ISRAEL?

October 7th Massacre bukan serangan spontan. Itu adalah rencana yang disusun lama oleh Hamas, sebagaimana terungkap dalam berbagai dokumen yang kini bisa diakses publik (klik di sini: https://saturday-october-seven.com/ ).

Hamas tahu mereka akan kalah secara militer. Namun mereka juga tahu, mereka bisa menang dalam perang persepsi. Dan dalam hal ini, mereka berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun