Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sociopath di Antara Calon Ini-itu

10 Mei 2023   14:44 Diperbarui: 3 September 2023   11:13 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.simplypsychology.org/

Pilpres, pileg dan pilkada sudah semakin dekat. Kita bakal akan semakin sering menyaksikan berbagai tontonan pencitraan dari para calon ini-itu. Juga tontonan menyebalkan berupa penyebaran fitnah, hoax, kabar bohong, disinformation, dll.

Di antara para calon itu, menurut riset sains, tentu ada yang menyandang sociopathy, bahkan psychopathy. Dan semua sociopath adalah narcissist (baca di sini mengenai narcissist).

Sociopath adalah personality disorder yang ciri utamanya: extreme antisocial. Orang awam menyangka antisocial artinya orang yang menghindari interaksi sosial dengan orang di sekelilingnya, padahal bukan begitu.

Mereka memiliki kecenderungan untuk menjadi toxic atau menjadi gangguan atau memiliki kecenderungan untuk merugikan orang-orang di sekelilingnya atau masyarakat. Semakin ia memiliki kekuasaan, atau semakin ia memiliki uang, termasuk memiliki akses pada uang yang banyak, maka potensinya untuk merugikan orang banyak semakin besar.

Para ahli kesehatan mental mendiagnosa sociopath dengan ASPD (AntiSocial Personality Disorder). Otak mereka memang berbeda, misalnya prefrontal cortex mereka 11% lebih kecil dari otak normal. Prefrontal cortex & amygdala dari sociopath kurang aktif berinteraksi saat melihat orang lain menderita. 

Kelainan di otak itu membuat perilaku atau karakter mereka berbeda dengan orang normal. Mereka disebut tidak memiliki atau kurang memiliki empathy. Juga impulsive, tidak/kurang memiliki moral, pembohong atau manipulative, cenderung melanggar norma atau aturan (hukum), jika berbuat salah tidak menyesal, malu atau merasa bersalah.

Mereka disebut kurang bisa meregulasi negative emotions-nya, sehingga mereka cenderung buruk dalam morality, dan impulsivity. Mereka menganggap orang lain tidak penting, kecuali menguntungkannya. Mereka enteng saja untuk berbohong atau melakukan manipulasi sepanjang itu menguntungkan mereka.

Karena kurang punya empathy, makanya mereka bisa bertindak kejam atau mudah sekali untuk merugikan orang lain termasuk masyarakat. Karena cenderung melanggar aturan, maka mereka pun licin dalam memanipulasi orang lain atau melakukan pencitraan saat di posisi strategis di masyarakat.

Meski memiliki prefrontal cortex yang lebih kecil, dan kecenderungannya pada cara-cara hitam dalam hidupnya, sociopath bisa memiliki karir yang cemerlang, sukses dalam bisnis, atau memiliki kekuasaan yang besar (baca artikel mengenai itu di sini). Itu karena mereka memiliki lebih banyak cara untuk sukses, atau berkuasa. Namun orang yang tidak memahami sains seputar personality disorder menyebut mereka (sociopath ini) orang yang brilian, hebat, tangguh, gigih, atau lainnya yang positif. Sedangkan orang normal terhambat untuk sukses, karena dibatasi oleh norma, aturan, hukum, moralitas, empathy-nya, dll. Itu artinya orang normal memiliki jumlah jalan yang lebih sedikit untuk sukses.

Mereka sejak muda terbiasa untuk berbohong, sehingga amat terlatih. Mereka pandai memanipulasi orang lain, hingga ke tingkat pathological liar (tanpa tujuan pun mereka berbohong). Jika ketahuan berbohong, maka orang-orang berkata: mereka berbohong untuk tujuan yang besar, bukan untuk dirinya. Mereka, para sociopaths ini, bisa tampil seolah orang suci, spiritualist, ramah, baik hati, pintar, brilian, hebat, dermawan, tokoh masyarakat yang disegani, anggota dewan yang terhormat, politisi senior yang teruji, hingga pemimpin besar.

Tidak  gampang untuk mendeteksi sociopath jika ia sudah berada di posisi strategis di masyarakat atau di perusahaan atau di organisasi besar, apalagi jika ia berada di parpol, atau juga di lembaga negara. Butuh orang yang sudah mempelajari sociopathy atau ASPD secara mendalam untuk bisa mendeteksi mereka dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun