Kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus akan membentuk disiplin. Dan dari disiplin itulah tumbuh rasa percaya diri dalam mengelola keuangan.Â
Jangan menunggu mapan dulu baru bergerak. Justru dengan bergerak sekarang, kamu sedang mempersiapkan diri untuk jadi mapan.
Jalan Finansial Setiap Orang Tidak Sama
Melihat pencapaian orang lain sering kali menjadi sumber stres tersendiri. Terutama jika yang kita lihat adalah hasil akhir, bukan proses di balik layar.Â
Temanmu mungkin sudah bisa KPR rumah di usia 25, tapi kamu tidak tahu apakah ia dibantu orang tua, punya privilese, atau justru sedang berutang besar. Yang kamu tahu hanya: dia sudah punya rumah, kamu belum. Lalu kamu merasa tertinggal.
Padahal, perjalanan finansial setiap orang unik dan tidak bisa dibandingkan lurus. Kamu punya konteks hidup, prioritas, dan kondisi berbeda.Â
Mungkin kamu baru lulus kuliah sambil membiayai keluarga. Mungkin kamu sedang membangun karier dari nol. Dan itu sah-sah saja.
Berhentilah menjadikan hidup orang lain sebagai standar. Fokuslah pada progress diri sendiri.Â
Ukur kemajuanmu berdasarkan versi dirimu yang kemarin, bukan versi orang lain hari ini. Keuangan itu sangat personal, bukan perlombaan.
Yang penting adalah kamu bergerak maju, tidak stagnan. Tidak harus cepat, tapi pasti. Percayalah, ketenangan finansial lebih penting daripada pencapaian yang dipaksakan hanya demi terlihat berhasil di mata orang lain.
Berhemat Bukan Berarti Menyiksa Diri
Berhemat sering kali diasosiasikan dengan hidup menderita: tidak boleh jajan, tidak boleh liburan, tidak boleh menikmati kopi pagi.Â
Padahal, inti dari berhemat bukan menyiksa diri, tapi memilih dengan sadar. Kamu memutuskan apa yang penting untuk kamu nikmati, dan apa yang bisa kamu korbankan demi tujuan yang lebih besar.