Teman sudah punya mobil, kamu masih naik ojek. Teman baru saja liburan ke luar negeri, kamu masih menabung buat bayar kos. Dari situ muncul perasaan kalah, minder, bahkan gagal.
Padahal, uang bukanlah penentu nilai diri. Kamu tidak menjadi lebih rendah hanya karena saldo tabunganmu lebih kecil dari orang lain.Â
Uang hanyalah alat bantu, bukan tolok ukur martabat atau keberhasilan hidup. Mindset ini penting dipahami karena banyak anak muda akhirnya terjebak dalam gaya hidup impulsif demi validasi sosial, bukan kebutuhan.
Ketika kamu memandang uang sebagai alat, kamu akan lebih rasional dalam mengelolanya.Â
Kamu bisa mengatur prioritas, membuat keputusan bijak, dan tidak merasa malu hanya karena belum mencapai standar finansial tertentu.Â
Ingat, kamu tetap berharga meski belum punya "segalanya." Nilai dirimu lebih besar daripada nominal di rekening.
Mulai dari Kecil, Asal Konsisten
Salah satu jebakan klasik dalam membangun kebiasaan finansial adalah rasa minder memulai dari angka kecil.Â
Banyak orang berpikir, "Nabung 10 ribu per minggu mah nggak ada artinya." Atau, "Percuma investasi kalau cuma 100 ribu sebulan."Â
Padahal, dalam keuangan pribadi, konsistensi jauh lebih penting daripada angka besar yang tidak berkelanjutan.
Mulailah dari yang kamu mampu. Tak masalah jika kamu hanya bisa menabung sedikit setiap bulan---yang penting kamu membangun kebiasaan.Â
Sedikit demi sedikit akan menjadi bukit, terutama jika kamu memulainya di usia 20-an. Ingat, waktu adalah aset terbesar dalam dunia keuangan. Semakin awal kamu membangun kebiasaan sehat, semakin besar hasilnya nanti.