Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sukses Tak Selalu Soal Lembur, Cara Cerdas Meniti Karier

27 Juni 2025   06:00 Diperbarui: 27 Juni 2025   06:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kerja lembur (sumber:freepik/freepik)

Di tengah budaya hustle dan glorifikasi kerja lembur, banyak orang masih beranggapan bahwa bekerja keras tanpa henti adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan. 

Lembur seolah menjadi simbol dedikasi, dan jam kerja panjang dianggap sebagai tolak ukur produktivitas. 

Namun, seiring dengan berkembangnya pemahaman tentang kesehatan mental dan efektivitas kerja, narasi ini mulai dipertanyakan.

Faktanya, bekerja keras belum tentu menghasilkan kemajuan karier yang sepadan. Banyak pekerja yang mengorbankan waktu, energi, bahkan kesehatannya demi pekerjaan, tetapi tetap merasa stagnan dalam posisi yang sama selama bertahun-tahun. 

Di sisi lain, ada orang-orang yang tampak lebih "santai", tetapi kariernya justru melesat. Ini bukan kebetulan. Ini adalah hasil dari cara kerja yang lebih strategis dan sadar arah.

Jika kita ingin benar-benar sukses dalam karier, kita perlu menggeser fokus dari seberapa keras menjadi seberapa cerdas kita bekerja. 

Kunci utamanya bukan pada berapa lama kita duduk di depan layar, melainkan bagaimana kita menggunakan waktu, energi, dan bakat kita secara efektif. Berikut adalah tiga prinsip penting yang dapat menjadi game-changer dalam perjalanan kariermu.

Mengenali dan Memaksimalkan Keunggulan Diri

Langkah pertama menuju pengembangan karier yang lebih efektif adalah mengenali di mana letak kekuatanmu. 

Setiap orang memiliki potensi dan bakat yang unik, namun sayangnya tidak semua orang sadar atau tahu cara memanfaatkannya secara optimal. 

Sering kali kita terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang tidak benar-benar mencerminkan kekuatan utama kita, hanya karena merasa "itu yang harus dikerjakan".

Cobalah refleksikan: selama 12 bulan ke depan, apa cara terbaik dan paling berharga untuk menggunakan waktumu? Energi dan kemampuan apa yang bisa kamu maksimalkan agar menghasilkan dampak terbesar? 

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kamu bisa mulai mengarahkan diri pada pekerjaan yang lebih sesuai dengan kompetensimu.

Menggunakan kekuatan utama kita secara sadar akan membuat kita merasa lebih bersemangat, lebih percaya diri, dan tentu saja lebih produktif. 

Ini selaras dengan konsep growth mindset---pola pikir bahwa kemampuan bisa dikembangkan melalui usaha, strategi yang tepat, dan belajar dari pengalaman. 

Penelitian terbaru pada tahun 2022 juga menunjukkan bahwa individu yang memahami dan memanfaatkan keahliannya secara sadar akan memiliki kinerja lebih baik dan daya saing yang lebih tinggi di dunia kerja.

Fokus pada keunggulan bukan hanya akan memudahkanmu untuk bersinar di tempat kerja, tetapi juga akan membangun reputasi profesional yang kuat di bidang yang benar-benar kamu kuasai.

Menyelaraskan Diri dengan Kebutuhan Zaman

Selain mengenali kekuatan pribadi, penting juga untuk memahami kebutuhan organisasi dan masyarakat saat ini. 

Dunia kerja tidak statis---ia terus berubah mengikuti perkembangan teknologi, tren industri, dan pergeseran sosial. Oleh karena itu, memahami konteks di mana kamu bekerja menjadi hal yang sangat penting.

Studi pada tahun 2023 menegaskan bahwa seseorang yang mengetahui secara jelas keterampilan apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya akan lebih termotivasi dan fokus dalam menjalani prosesnya. 

Ketika kamu tahu dengan pasti apa yang harus dipelajari, kamu akan cenderung lebih cepat mengambil tindakan nyata---entah itu dengan mengikuti pelatihan, mencari mentor, atau terlibat dalam proyek-proyek strategis.

Karyawan yang peka terhadap perubahan dan mau menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman akan lebih siap menghadapi tantangan karier. 

Mereka tidak hanya menjadi pelaksana tugas, tetapi juga pemecah masalah dan inovator di lingkungannya. Mereka tidak hanya menunggu peluang datang, tetapi aktif menciptakan peluang bagi dirinya sendiri.

Dengan demikian, menyelaraskan diri dengan arah perkembangan industri bukan sekadar upaya bertahan hidup, tetapi langkah cerdas untuk menjadi relevan dan berdaya saing tinggi.

Menantang Otak, Mengasah Daya Pikir

Banyak orang merasa jenuh dan kehilangan semangat karena menjalani rutinitas yang monoton. 

Kebosanan ini bukan hanya soal kejenuhan emosional, tetapi juga bisa menjadi sinyal bahwa otak kita tidak cukup terstimulasi. 

Padahal, otak kita adalah organ yang sangat adaptif dan bisa berkembang pesat bila terus dilatih dan ditantang.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa ketika otak aktif dan terus digunakan untuk memecahkan masalah, berpikir kritis, atau berkegiatan kreatif, kemampuan kognitif akan meningkat. 

Studi tahun 2016, misalnya, mengungkapkan bahwa otak yang distimulasi secara teratur akan memiliki daya adaptasi yang lebih tinggi, pengambilan keputusan yang lebih tajam, dan fleksibilitas mental yang lebih baik. 

Ini adalah elemen penting dalam menghadapi dinamika dunia kerja yang penuh ketidakpastian.

Konsep ini erat kaitannya dengan neuroplastisitas---kemampuan otak untuk membentuk ulang jalur-jalur saraf berdasarkan pengalaman dan pembelajaran baru. 

Jadi, semakin kamu berani keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru, semakin besar pula kapasitas otakmu untuk berkembang. 

Hasil akhirnya tidak hanya terlihat dalam performa kerja, tetapi juga dalam peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

Cara melatih otak tidak harus selalu melalui pendidikan formal. 

Membaca buku yang menantang, belajar keterampilan baru, berdiskusi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda, atau bahkan mengerjakan proyek-proyek sampingan yang memacu kreativitas bisa menjadi jalan untuk menjaga otak tetap tajam.

Kesimpulan: Sukses adalah Perpaduan Antara Arah dan Energi

Meniti karier bukan hanya soal kerja keras, tetapi tentang kerja yang cerdas dan terarah. 

Alih-alih mengandalkan lembur sebagai jalan pintas menuju promosi, lebih baik kita menginvestasikan waktu dan energi pada hal-hal yang benar-benar membangun diri. 

Kenali keunggulanmu, pahami kebutuhan zaman, dan terus tantang otakmu untuk berkembang.

Dengan pendekatan ini, kamu tidak hanya akan menjadi lebih unggul dalam bidang yang kamu tekuni, tetapi juga memiliki fondasi yang kuat untuk meraih kesuksesan jangka panjang---tanpa harus mengorbankan kesehatan atau kehidupan pribadi. 

Karier yang cemerlang bukan soal siapa yang paling sibuk, tapi siapa yang paling sadar arah dan efisien melangkah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun