Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gagal Dapat KPR karena Cicilan Paylater? Ini Penjelasannya

20 Juni 2025   06:00 Diperbarui: 17 Juni 2025   11:44 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi KPR (sumber:freepik/freepik)

Rika mengaku tak menyangka bahwa nominal kecil yang dulu ia cicil dengan santai ternyata bisa berdampak besar pada kesempatan membeli rumah. 

Kini ia harus menunda rencana memiliki rumah dan memperbaiki skor kreditnya terlebih dahulu, yang tentu membutuhkan waktu dan konsistensi.

Menjaga Skor Kredit agar Tetap Sehat

Lalu, bagaimana cara menjaga agar skor kredit tetap sehat? Jawabannya sederhana, namun butuh disiplin: bayar cicilan tepat waktu. 

Bahkan lebih baik jika kamu bisa melunasi seluruh tagihan sebelum jatuh tempo. Ini akan menunjukkan bahwa kamu bertanggung jawab dan mampu mengelola keuangan secara bijak.

Selain itu, kamu juga harus memperhitungkan dengan cermat berapa besar utang yang bisa kamu tanggung. 

Menurut para perencana keuangan, idealnya total cicilan setiap bulan tidak melebihi 30% dari total penghasilan. Lebih rendah dari itu tentu lebih baik.

Sebagai contoh, jika gaji bulananmu adalah Rp10 juta, maka cicilan yang aman berada di kisaran maksimal Rp3 juta. 

Lebih dari itu, keuanganmu bisa rentan terganggu, apalagi jika ada pengeluaran tak terduga seperti biaya kesehatan, perbaikan kendaraan, atau kebutuhan keluarga.

Kredit Itu Alat, Bukan Gaya Hidup

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah: kredit bukanlah musuh, tapi ia juga bukan gaya hidup. 

Kredit bisa menjadi alat yang sangat berguna jika digunakan dengan bijak---misalnya untuk keperluan produktif seperti modal usaha, pendidikan, atau membeli rumah. 

Namun ketika digunakan untuk membiayai gaya hidup yang konsumtif, risiko yang muncul bisa jauh lebih besar daripada manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun