Kamu berhak untuk sekadar rebahan tanpa rasa bersalah, menikmati hobi, bertemu teman-teman, atau bepergian untuk menyegarkan pikiran.
Mengatur waktu dengan baik dan disiplin pada jadwal istirahat bukan berarti kamu malas atau tidak ambisius.Â
Justru itu tanda bahwa kamu menghargai dirimu sendiri. Kehidupan yang seimbang adalah pondasi produktivitas yang berkelanjutan.
Temukan Makna Keberhasilan Versi Dirimu Sendiri
Sering kali, tekanan dalam hustle culture muncul dari perbandingan sosial.Â
Kita melihat orang lain yang tampaknya selalu sukses, selalu sibuk, selalu tampil hebat di media sosial. Lalu, kita merasa harus mengikuti ritme mereka. Padahal, setiap orang punya kapasitas, konteks, dan prioritas yang berbeda.
Apa arti keberhasilan buatmu? Apakah itu berarti mendapatkan promosi? Mencapai omzet tertentu? Atau justru mampu pulang tepat waktu dan tetap punya energi untuk bertemu keluarga?
Tak ada jawaban yang benar atau salah, karena keberhasilan itu bersifat personal. Maka dari itu, penting untuk mendefinisikan keberhasilan versi kamu sendiri. Jangan memaksakan diri mengikuti standar orang lain.Â
Misalnya, jika kamu seorang pebisnis, kamu tidak harus mempromosikan produkmu setiap jam tanpa jeda. Tentukan target harian yang realistis dan beri ruang untuk istirahat.
Jangan merasa bersalah jika kamu butuh jeda. Istirahat bukan tanda kelemahan, melainkan bagian dari strategi agar kamu bisa terus bertahan dan berkembang.Â
Jika di tengah hari kamu merasa jenuh, tak ada salahnya untuk berjalan sejenak keluar kantor, mencari udara segar, atau sekadar duduk diam tanpa suara.Â
Itu semua adalah bentuk perhatian terhadap kesehatan mental yang kerap terabaikan dalam dunia kerja modern.