Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tujuh (Balikpapan, 6 Agustus 1991)

15 Juni 2019   16:38 Diperbarui: 15 Juni 2019   16:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Malam merambat cepat sekali, seakan ingin segera di gantikan siang hari, Sehabis Sholat Subuh biasanya tidak pernah Yoga tidur, karena dari kecil memang diajarkan tidak boleh tidur lagi sehabis Sholat Subuh, tapi pagi ini, dia ingin malas-malasan di tempat tidur, turun naik dia mencari chanel TV yang bagus, ketemu film horror dari HBO,  waktu baru menunjukan pukul 5.30 pagi, dia masih tetap menikmati film horror itu.

Terkaget dia oleh dering telpon di kamar kencang sekali, bermalasan dia berdiri dan mengangkat ganggang telpon, paling resepsionis mengabarkan chek out paling lambat jam 12 dan sarapan pagi mulai jam 6 sampai jam 9, dalam benaknya.

"Hallo..."

"Sudah bangun,"  suara Anti diseberang sana

"Sudah dari Shubuh tadi, Anti ngak kesini ?"

"Ini, Anti di resepsionis, Abang keluar gih, bantuin Anti, bawa nasi kuning sama pakaian, Anti nanti ikut mandi disini,"

"Ia, sebentar Abang keluar, pake celana dulu ?

"Jorok."

"Ih, ini celana pendek tadi pakai sarung Sholatnya, mau ganti celana panjang dulu, Assalamualaikum," diletakannya ganggang teleponnya.

Berganti celana panjang, bercermin dulu sebentar, merapikan rambut, kemudian dia keluar menuju resepsionis, dilihatnya Anti masih memakai kaos dan celana panjang, pakain kerja dia pegang di tangan kirinya bersama gantungan bajunya, di sebelah kiri ada gody bag tanggung.

"Bang, tolong ambilin kunci mobil di kantong celana Anti, terus ambilin yang di keresek putih di jog belakang, sama air mineral,"

Yoga langsung kebelakang Anti, di rangkulnya Anti dari belakang, sengaja pura-pura mencari.

"Di kantong celana bawah, Abang,"

 Begitu ditemukan, Yoga langsung berjalan menuju parkiran, mengambil yang di maksud Anti, setelah ketemu dia angkat dan menunjukan ke Anti.

"Ini."

"Ia."

Mereka beriringan menuju kamar, setelah membuka pintu kamar, Yoga menguncinya, Anti meletakan bajunya di dalam lemari, mengeluarkan yang ada di gody bag, wah...rupanya kue tart kecil lengkap dengan pisau plastiknya, di letakannya di meja kecil yang ada di kamar hotel, dan ada kotak kecil berwarna merah, diletakkanya di sebelah kue tadi, Yoga memperhatikan dari tadi, Anti mengambil kantongan yang di bawa Yoga, diletakkanya di meja dekat kue tadi, bersama dengan air mineral 1 liter.

Dipandangnya, kemudian dia mengalihkan pandangan ke Yoga yang sedari tadi memperhatikannya, di dekatinya Yoga.

"Selamat Ulang tahun, Bang, panjang umur, sehat selalu, lebih sayang lagi sama Anti dan segera melamar Anti," disalaminya Yoga, di Kecupnya tangan Yoga seraya membungkukkan badanya, dia berdiri tegak, diciumnya pipi kiri dan kanan Yoga.

"Terima kasih," kata Yoga

Anti berjalan ke arah meja, diambilnya kotak kecil berwarna merah, dibukanya perlahan," jangan dilihat dari kado dan harganya, ini hadiah ulang tahun dari Anti, semoga cocok dan Abang senang,"

Sebuah Jam tangan merk Alexandre Cristie, warna putih, les hitam dengan tiga tombol disisinya, Anti raih tangan Yoga, di pasangkanya jam tangan tersebut ke tangan Yoga, di lepaskannya pegangannya, mundur dia beberapa langkah, di pandangnya lagi Yoga.

"Terima kasih,"

"Sama-sama,Bang,"

"Semoga cocok dan Abang senang,"

Yoga mendekat ke Anti di dekapnya, Anti diam, dibiarkanya juga saat Yoga mencium kedua pipinya, dan melumat bibirnya, beberapa saat Anti melepaskannya," kita sarapan dulu Anti beli nasi kuning ikan haruan kesukaan Abang,"

Anti berjalan kearah meja, mengeluarkan yang ada dalam kantongan plastik, sebuah nasi bungkus, dibukanya karetnya, terlihat nasi kuning dengan tumpukan nasi dan ikan haruan dengan masak merahnya.

"Kok satu bungkus saja, Anti sudah makan ?"

"Belum, ini buat berdua," katanya

"Anti pengen Abang suapin," katanya lagi dengan manja

Yoga ke wastafel untuk mencuci tangan, kemudian dia dan Anti duduk di lantai, di depan nasi kuning yang sudah terbuka, mereka membaca doa bersama.

"Allaahumma baarik laana fiimaa razagtanaa waqinaa `adzaa ban-naar"

Tangan Yoga meraih, ikan haruan dan mengambil nasi dan memasukan kemulutnya, kemudian dia ambil lagi ikan sedikit dan nasi sedikit disuapinya Anti dengan tangannya, kemudian dilakukannya lagi, mengambil ikan agak besar potongannya dan nasinya agak banyak dimasukan kemulutnya, diambilnya lagi ikan sedikit dan nasi sedikit dimasukannya kemulut Anti, Anti protes.

"Abang curang, giliran Abang ikan dan nasinya banyak, giliran Anti ikan sama nasinya sedikit,"

Yoga tertawa melihatnya, apalagi melihat muka Anti yang cemberut.

"Kenapa juga beli satu bungkus," kata Yoga

"Kan, Anti pengen di manja sama Abang,"

"Di manja juga setahun sekali," lanjut Anti.

Mereka berdua menikmati kembali makan nasi kuningnya, kali ini porsi suapannya sama, sampai habis tinggal bungkus dan tulang ikan haruan, dimasukannya kedalam kantongan plastik, sampah bekas mereka makan berdua, terlihat Anti berdiri mengambil dua buah gelas dan menuangkan air mineral, memberikan satu ke Yoga dan satu untuk dirinya sendiri.

Waktu baru menunjukan pukul 6.30 pagi, anti melihat di lemari tas Yoga, pakaian kotor terlihat menumpuk disitu, yang rapi hanya sarung dan sajadah bekas sholat terlipat, dia berkiri dikeluarkanya tas Yoga dan tumpukan baju kotornya," Ih, Abang nih jorok,"

Diletakkanya tas Yoga di atas tempat tidur, kemudian dia buka," Abang nanti habis mandi mau pakai baju yang mana ?" tanyanya karena terdapat dua celana panjang, dua kaos dalam, dua kaos oblong.

"Terserah Anti, yang mana mau Abang pakai,"

Anti melihat sejenak, kemudian dia keluarkan satu celana panjang, satu celana dalam satu kaos dalam dan satu kaos oblong, kemudian dia lipat pakaian kotor yang tadi bertumpuk, setelah rapi, dia susun kedalam tas, setelah memisahkan antara yang bersih dan yang kotor, setelah itu dia letakan lagi kedalam lemari.

Yoga duduk di atas kursi, tangannya masih memegang remote TV, Anti mendekati Yoga, duduk di lantai bersandar di lutut Yoga, dan melihat TV, Yoga menyerahkan remote TV ke Anti, kemudian dia pegang kepala Anti, diremasnya kepala Anti seperti orang yang sedang keramas, matanya masih tetap kearah TV seraya remote diarahkan ke TV untuk mencari chanel yang bagus, Yoga terus meremas kepala Anti.

"Enak, agak ke leher sama ke pundak, Bang."

Yoga mengikuti keinginan Anti, di remasnya bagian tengkuk, kemudian di pijit-pijitnya bagian pundak Anti, Anti terpejam merasakan pijitan Yoga, dan diletakkannya remote TV ke lantai, Yoga terus memijit pundak Anti, kali ini dia menundukan kepala, seraya memijit di ciumnya ubun-ubun Anti, Anti masih diam merasakan, kali ini Yoga mulai iseng, ditariknya agar Anti rapat dengan kursi yang dia duduki, tangan yoga mulai nakal meremas dada Anti, Anti masih terpejam cuma bilang ," Abang,"

Yoga tahu kalau Anti seperti itu, artinya Anti tidak ingin, kalau Yoga terus lakukan, maka Anti akan ngomong agak keras lagi, "Abang," dan dia menghindar dengan mata sedikit melotot, Yoga kembali memijit Anti dengan penuh kasih sayang.

Seraya memijit Anti, Yoga menerawang sekian tahun kebelakang, saat dia pertama ketemu Anti, dia kerumah Ali teman Pramuka, yang bukakan pintu Anti masih kelas satu SMP saat itu, sebelum Yoga datang mereka lagi bicara tentang pacar rupanya, begitu melihat Yoga, Ali bilang ke Anti adiknya," Nah.....ini, Anti pacaran sama teman kakak saja, Yoga namanya,"

Itulah awal Yoga sama Anti, hampir dua tahun Yoga menganggap Anti sebagai adiknya sendiri, sementara Anti sudah seperti orang dewasa mengganggap Yoga sebagai kekasihnya, mereka kadang nonton, makan berdua, Yoga masih meganggap Anti sebagai adik, hanya saat Anti ulang tahun atau Yoga yang ulang tahun, mereka saling cium pipi, menginjak hubungan ke tiga tahun, saat Anti SMA kelas satu, baru Yoga mengganggap Anti sebagai pacarnya, cinta memang datang karena sering bertemu mungkin.

Saat Anti ulang tahun yang 16, Yoga mengucapkan selamat ulang tahun, mencium pipi kiri dan kanan serta mencium bibir Anti, itulah ciuman pertama yang Yoga lakukan ke Anti.

Yoga menghentikan pijatannya, Anti masih tetap duduk dilantai, bersandar di kursi, dan kepalanya berada diantara paha Yoga.

"Abang pesawatnya jam berapa ?"

"Jam 2 siang boarding, Abang jam 1 saja ke Bandara, dari sini kan 10 menit paling lama,"

"Anti nanti jam 8 ke kantor dulu ya, nanti jam istirahat anti kesini, sekalian antar Abang ke Bandara,"

"Kalau Abang mau jalan pagi ini, antar Anti ke kantor, nanti bawa saja mobil, jemput Anti jam 12,"

Anti meraih tangan kiri Yoga, melihat jam tangan yang tadi dia pasangkan, waktu menunjukan jam 7 pagi, dia berdiri, membuka lemari, dan melihat handuk yang masih terlipat satu buah.

"Anti mandi dulu ya, Bang,"

"Sama-sama ya,"

"Mau nya, ngak masing-masing mandinya, belum boleh...!!!,"

Anti mengambil handuk, dan mengambil pakaian kerja yang tadi dia gantung di dalam lemari, menuju kamar mandi.

"Duh, lupa bawa sikat gigi,"

"Pakai yang punya hotel saja, Abang pakai yang Abang bawa,"

Anti langsung ke kamar mandi, Yoga masih malas-malasan, rebahan di tempat tidur, dan kembali mencari chanel TV sepak bola, kemudian dia berdiri memotong kue ulang tahun.

Anti keluar dari kamar mandi jam 7.30, Yoga sekarang ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sementara Anti memakai make up, dan segala tetek bengeknya.

Anti berdiri dan menoleh ke Yoga, serta melihat ke jam tangannya," cepetnya, ngak sampai sepuluh menit sudah selesai mandinya," kata Anti sewot

"Jorok Abang, ah, ngak di gosok mandinya, banyak dakinya,"

"Anti berdiri dan mendorong Yoga kembali ke kamar mandi, mandi lagi gosok badanya,"

Ini baru sekali dalam sejarah, Yoga mandi untuk yang kedua kalinya, kali ini dia mandi seraya nyanyi-nyanyi, entah lagu apa, ada kata daki dan mandi lagi, mungkin sengaja agar Anti mendengarnya.

Keluar dari kamar mandi, Yoga melihat Anti sudah selesai make up nya, terlihat dia merapikan alat-alat make up nya, Yoga mengambil sisir yang ada di dekat Anti, sengaja di dekatkanya pipinya ke wajah Anti, di ciumnya pipi Anti.

"Nah, kan enak kalau sudah bersih, harum,"

"Dari kecil sudah mandi terus, jadi sudah hafal mandinya, makanya cepet."

"Abang jadinya gimana, antar Anti apa bagaimana ?"

"Abang istirahat di kamar saja,"

"Nanti Anti kesini jam 12, beli nasi bungkus saja ya, makan di kamar saja,"

"Abang mau makan apa ?"

"Ikan bakar atau ikan goreng, yang penting ada sayur,"

"Ikan sama sayurnya suka Anti, ya,"

"Iya,"

"Ya, sudah Anti pergi dulu, jangan melamun, jangan buat yang macam-macam," kata Anti

Anti berdiri, membawa pakaian kotornya yang di masukan ke dalam kantongan, mendekati Yoga, dan mencium tangan, serta pipi kiri-kanan Yoga.

Kembali Yoga merebahkan diri sepeninggal Anti, dia rebahan, dan melamun melupakan pesan Anti, untuk tidak melamun, rencana mereka berdua, target untuk kawin 2 tahun lagi, mereka sudah punya rumah walaupun bulan pertama saja belum di cicil, minimal sudah bayar uang muka dan sudah bisa di tempati, Kalau Yoga nanti datang ke Balikpapan, tidak perlu kemana-mana bisa menuju rumah sendiri, Yoga tersenyum dan tertidur dalam lamunan.

Yoga kaget, bel di kamar di pintu kamar terlalu kencang, dia merebahkan diri dulu, membuka mata perlahan, tidak langsung berdiri, karena bisa sempoyongan kalau bangun tidur langsung berdiri. Bel berbunyi sekali lagi, Yoga bangun dan melihat dari lobang pintu, Anti berdiri di depan pintu kamar, dia buka pintu kamar.

"Ada yang tertinggal ?"

"Ya ...Allah, Abang baru bangun ?"

"Ini sudah hampir jam 12 siang, Abang,"

Anti langsung masuk kamar, Yoga menutup kembali pintu kamar dan menguncinya, mengeluarkan makanan yang ada di dalam kantongan, kali ini lengkap, ada piring, ada mangkok, ada sendok, sepertinya dia membawa dari kantor. Ikan kakap bakar dan kerapu goreng, sayur bening dan sayur nangka, ada lalapan, dan sambal, cekatan Anti mepersiapkannya, setelah selesai, ada satu kantongan lagi dia keluarkan, ruku dan sajadah, rupanya Anti ingin sholat berjamaah disini setelah makan, dilepasnya blaser dan di gantungnya di lemari.

Mereka menikmati makan siang berdua, walau AC diruangan dingin tetap saja, mereka berdua keringatan, menikmati makan siang ini, sesekali mereka saling menyuapi.

Selepas melaksanakan sholat berjamaah Yoga siap-siap untuk chek out dan ke bandara, diperiksanya kembali dalam kamar madi dan lemari kalau ada barang yang tertinggal, setelah yakin tidak ada di keluar menuju resepsionis, melakukan pembayaran, menuju bandara.

Yoga minta antar di tempat keberangkatan saja, tetapi Anti tidak mau dia langsung menuju parkiran, dan ikut berjalan bersama.

"Abang, masuk chek in dulu ya, Anti tunggu disini sebentar,"  ia serahkan tasnya ke Anti untuk di jaga, karena dia tidak pakai bagasi, di cabin saja, Anti nanti nunggu di samping KFC,Bang."

Anti memesan dua gelas es milo, yang satu gelas sisa setengah, saat Yoga mendekat kemejanya.

"Ini minum, Abang," kata Yoga, belum di jawab Anti sudah langsung di minumnya

"Ia, Bang."

"Abang, di Tarakan Anti baik-baik ya,"

"In Sya Allah dua tahun lagi, keluarga Abang melamar,"

"Terima kasih, Bang."

"Abang langsung masuk keruang tunggu, ya." Yoga berdiri, dan mengambil tas di dekat kaki Anti.

Yoga melihat Anti tertunduk, dan Yoga tahu Anti selalu nangis kalu begini, di pegangnya pipi Anti, di hapusnya menggunakan jempol kanannya           " Sabar, mudahan kita segera nikah, dan ngak pisah-pisah lagi,"

Mereka berjalan menuju pintu keberangkatan, Anti memegang terus jemari Yoga, mereka saling berpegangan, tidak ingin di pisahkan, sampai dekat pintu keberangkatan, mereka berhenti, Yoga meletakkan tasnya, tanganya kini ke pundak Anti, dan berkata," Abang pergi dulu ya,"

Anti hanya mengangguk dan berkata," hati-hati,"

Yoga mencium pipi kiri-kakan Anti, mengambil tasnya dan menuju pintu masuk, melewati pemeriksaan, Yoga melihat ke Anti, mereka saling melambaikan tangan, Yoga terus berjalan menuju ruang tunggu, Anti terus memandang sampai Yoga hilang dari pandangan matanya.

Bogor, 15062019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun