Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tujuh (Balikpapan, 6 Agustus 1991)

15 Juni 2019   16:38 Diperbarui: 15 Juni 2019   16:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Abang curang, giliran Abang ikan dan nasinya banyak, giliran Anti ikan sama nasinya sedikit,"

Yoga tertawa melihatnya, apalagi melihat muka Anti yang cemberut.

"Kenapa juga beli satu bungkus," kata Yoga

"Kan, Anti pengen di manja sama Abang,"

"Di manja juga setahun sekali," lanjut Anti.

Mereka berdua menikmati kembali makan nasi kuningnya, kali ini porsi suapannya sama, sampai habis tinggal bungkus dan tulang ikan haruan, dimasukannya kedalam kantongan plastik, sampah bekas mereka makan berdua, terlihat Anti berdiri mengambil dua buah gelas dan menuangkan air mineral, memberikan satu ke Yoga dan satu untuk dirinya sendiri.

Waktu baru menunjukan pukul 6.30 pagi, anti melihat di lemari tas Yoga, pakaian kotor terlihat menumpuk disitu, yang rapi hanya sarung dan sajadah bekas sholat terlipat, dia berkiri dikeluarkanya tas Yoga dan tumpukan baju kotornya," Ih, Abang nih jorok,"

Diletakkanya tas Yoga di atas tempat tidur, kemudian dia buka," Abang nanti habis mandi mau pakai baju yang mana ?" tanyanya karena terdapat dua celana panjang, dua kaos dalam, dua kaos oblong.

"Terserah Anti, yang mana mau Abang pakai,"

Anti melihat sejenak, kemudian dia keluarkan satu celana panjang, satu celana dalam satu kaos dalam dan satu kaos oblong, kemudian dia lipat pakaian kotor yang tadi bertumpuk, setelah rapi, dia susun kedalam tas, setelah memisahkan antara yang bersih dan yang kotor, setelah itu dia letakan lagi kedalam lemari.

Yoga duduk di atas kursi, tangannya masih memegang remote TV, Anti mendekati Yoga, duduk di lantai bersandar di lutut Yoga, dan melihat TV, Yoga menyerahkan remote TV ke Anti, kemudian dia pegang kepala Anti, diremasnya kepala Anti seperti orang yang sedang keramas, matanya masih tetap kearah TV seraya remote diarahkan ke TV untuk mencari chanel yang bagus, Yoga terus meremas kepala Anti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun