Solusinya, be yourself atau jadi diri sendiri. Update tren boleh tapi baiknya disesuiakan dengan kemampuan. Satu lagi, tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain, ya. Menjadi diri sendiri itu jauh lebih keren daripada fake.
Membatasi Pergaulan
Rasa gengsi bisa tumbuh karena pengaruh lingkungan. Dorongan untuk "menyesuaikan diri" dengan gaya hidup di dalam pergaulan nggak jarang membuat kita lupa sampai mana batas kemampuan, iya kan? Â Tuntutan ingin diterima merupakan pemicu tumbuhnya gengsi akibat pergaulan.
Solusinya, mulai saat ini batasi pergaulan. Kelilingi lah diri dengan orang-orang positif yang tak semata-mata menilai kualitas seseorang dari apa yang dikenakannya. Jadilah juga seperti mereka, dengan menjadi pribadi yang selalu menebarkan vibe positif dan tidak memandang rendah orang lain.
Tiga Kata Sakti: Minta Maaf, Tolong, Terima Kasih
Gengsi tidak melulu berkaitan dengan harta dan benda. Ada kalanya sesorang yang tak mau minta maaf lantaran gengsi. Tidak sedikit pula yang tak mau minta tolong karena gengsi. Bahkan, sering ucapan terima kasih pun tertahan karena gengsi.
Itu semua Big No ya! Kita semua pasti punya salah, tidak bisa hidup sendiri, dan pastinya pernah dibantu orang lain. Karena itu, ucapkan kata-kata itu di setiap situasi yang tepat. Tidak perlu ragu, sebab mengatakannya tidak membuat kita rendah, justru mencerminkan kita sebagai pribadi yang menghargai orang lain.
Jangan biarkan hidup tersiksa dan tidak nyaman karena gengsi yuk. Â Buang jauh-jauh perasaan tersebut dengan melakukan langkah-langkah di atas. Good luck and be yourself.