Di sinilah tes psikologi berperan. Tes ini bisa membantu mengungkap talenta tersembunyi anak---apakah dia punya kecerdasan di bidang seni, logika, bahasa, olahraga, atau bahkan kepemimpinan.
Lantas, bagaimana cara kerja tes psikologi ini? Jenis talenta apa saja yang bisa terungkap? Dan bagaimana hasil tes ini bisa membantu masa depan anak Anda?
Yuk, kita bahas lebih dalam!
Fenomena di Sekolah: Ketika Potensi Anak Terabaikan
Pernah nggak, kita dengar guru bilang, "Anak ini sebenarnya pintar, cuma malas." atau "Dia sebenarnya bisa, tapi kurang fokus." Nah, ini kalimat klise  yang masih sering muncul di ruang guru saat pembagian raport. Tapi, apakah benar masalahnya cuma di malas dan di  kurang fokus? Atau jangan-jangan, kita yang belum menemukan cara terbaik buat mengenali dan mengembangkan potensi anak?
Bayangkan ada seorang anak yang nilai matematikanya jeblok terus. Orang tuanya pun panik. Solusinya? Langsung dicarikan les tambahan. Hasilnya? Tetap jeblok. Tapi anehnya, anak ini bisa menghafal lirik lagu sampai ratusan lagu tanpa kesalahan. Atau ada anak yang kesulitan memahami pelajaran di kelas, tapi begitu dikasih alat musik, tangannya langsung lincah memainkan nada yang bahkan gurunya saja nggak bisa!
Nah, pertanyaannya: apakah anak-anak ini bodoh? Tunggu dulu!
Memang, kalau kita pakai standar sekolah yang hanya mengutamakan nilai matematika dan sains, mungkin iya. Tapi kalau kita lihat dari sudut pandang yang lebih luas, mereka sebenarnya punya kecerdasan di bidang yang berbeda! Inilah yang sering terabaikan  di sekolah-sekolah kita.
Sistem Sekolah yang Seragam: Menyamakan Kucing dan Ikan dalam Tes Panjat Pohon
Albert Einstein pernah bilang, "Jika kamu menilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon, dia akan menghabiskan seluruh hidupnya percaya bahwa dirinya bodoh." Sayangnya, sistem pendidikan kita sering melakukan hal ini. Semua anak diuji dengan standar yang sama, padahal mereka lahir dengan potensi yang berbeda-beda.
Misalnya, di sekolah ada ujian yang mengukur kepintaran yang hanya berdasarkan angka-angka di raport. Kalau anak jago matematika dan IPA? Langsung dipuji sebagai calon ilmuwan! Tapi kalau anak lebih suka menggambar atau olahraga? Dibilang kurang serius belajar!