Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Itu Tergelincir Bersama Senja

28 Mei 2017   21:06 Diperbarui: 28 Mei 2017   21:28 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kataku pada malam; tutup rapat rapat tiraimu.  Aku tak mau rinduku meniti kegelapan bersamamu.  Malam menoleh. Menatap geram langsung ke mataku.  Katanya; gelap bukan berarti bisa menutupi rindu. Kau bodoh.  Sebodoh kira kiramu yang melukis di atas air.  Sebodoh angan anganmu yang menulisi udara.

Aku memandang senja.  Minta pertolongan.  Kataku; aku titip rinduku bersamamu. Simpankan hingga kau datang lagi esok hari.  Aku ingin berbuka bersamanya.  Senja tersenyum; Saat bedug magrib tiba.  Aku akan membawanya serta.  Basahi tenggorokanmu yang kering bersamanya.  Agar kelelahan hanya menjadi kain lap yang sengaja kau lupa.

Akhirnya.  Aku memilih rinduku tergelincir bersama senja.  Bukan diembuni pagi. Atau dihangatkan malam.  Begitu saja.

Batam, 28 Mei 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun