Kataku pada malam; tutup rapat rapat tiraimu. Â Aku tak mau rinduku meniti kegelapan bersamamu. Â Malam menoleh. Menatap geram langsung ke mataku. Â Katanya; gelap bukan berarti bisa menutupi rindu. Kau bodoh. Â Sebodoh kira kiramu yang melukis di atas air. Â Sebodoh angan anganmu yang menulisi udara.
Aku memandang senja. Â Minta pertolongan. Â Kataku; aku titip rinduku bersamamu. Simpankan hingga kau datang lagi esok hari. Â Aku ingin berbuka bersamanya. Â Senja tersenyum; Saat bedug magrib tiba. Â Aku akan membawanya serta. Â Basahi tenggorokanmu yang kering bersamanya. Â Agar kelelahan hanya menjadi kain lap yang sengaja kau lupa.
Akhirnya. Â Aku memilih rinduku tergelincir bersama senja. Â Bukan diembuni pagi. Atau dihangatkan malam. Â Begitu saja.
Batam, 28 Mei 2017