Kembali Cecilia berdesis takjub. Di ruangan analisa data terlihat server-server setinggi almari mengeluarkan dengungan lirih yang terdengar hingga tempatnya berdiri.
Ini saatnya. Cecilia agak gemetar saat Profesor Sato menempatkan dirinya pada weighter dan infra red trapper tepat di depan pintu kaca berlapis baja ruang isolasi.
Profesor Sato menunjuk ke sebuah ruangan kecil yang juga dikelilingi kaca anti peluru dan dilapisi cristal intan. Di dalam ruangan kecil itu nampak terbujur sesosok tubuh wanita di atas ranjang khusus berpenghangat dengan suluran kabel-kabel tipis yang menyambung ke monitor indikator kehidupan.
Satu alat lagi yang kembali membuat Cecila menggeleng-gelengkan kepala adalah sebuah mekanisme tangan robot tertanam di atap kaca. Jadi orang-orang sama sekali tidak perlu berdekatan maupun bersentuhan dengan obyek di dalamnya. Laboratorium ini super canggih!
Cecilia dipersilahkan melihat melalui layar komputer berukuran besar untuk bisa melihat Object XÂ dari segala sisi. Rupanya kamera kecil beresolusi super tinggi tersebar di seluruh bagian ruangan. Tidak satupun yang terlewatkan.
Mata Dokter Cecilia terpaku tak berkedip saat menyusuri bagian demi bagian tubuh Object X. Tidak ada yang aneh. Ini tubuh manusia normal. Kecuali bahwa informasi jejak karbon yang menunjukkan usia wanita itu sudah lebih dari 1 abad tapi masih terlihat seusia 40 tahunan.
Kecuali itu juga! Sebuah tanda seperti tato kecil di pergelangan tangan yang berbentuk piramida terbalik. Dia pernah melihatnya. Entah kapan dan di mana. Dia akan mengingat-ingatnya nanti.
Bogor, 14 April 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI