Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pesan Rindu, Ujung Paku, dan Kekerasan Batu

15 Desember 2019   09:00 Diperbarui: 15 Desember 2019   08:58 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

bertukar kabar hari ini
dengan pagi yang membawa berita
dari mana-mana
gunung, pantai, lembah, dan ngarai
tentang hujan
yang bertamu sembari membawa pesan rindu, ujung paku, dan kekerasan batu

pada rindu
hujan memantik api
di perapian yang padam
melalui kisah-kisah romantis
para pecinta yang kesepian
setelah sekian lama diabaikan gerimis
lalu tenggelam dalam lamunan bergelombang

pada ujung paku
hujan menarikan seribu kesakitan
di pelataran rumah yang sunyi
namun diramaikan aroma rumpun melati
sebagai bagian dari therapy
bagaimana cara terbaik
membebat luka patah hati

pada kekerasan batu
hujan membawa serta kerak lumut
berasal dari langit yang berkabut
dijatuhkan pada rentang episode waktu
ketika musim berubah
dan angin mengganti arah
menuju tempat-tempat singgah
yang tak lagi menyimpan gelisah

Bogor, 15 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun