Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan yang Diusung Masa Silam

4 November 2019   17:13 Diperbarui: 4 November 2019   17:17 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang perempuan mendidihkan malam dengan ketakutannya. Suara-suara yang terbit di kepalanya, adalah bisikan seram yang belum pernah ditemui. Baik itu dalam buruknya mimpi, atau ketika dia sedang patah hati dan siap membunuh para lelaki.

Bisikan itu menyuruhnya berjalan. Dalam kegelapan. Menuju pemakaman. Berjumpa dengan puncak kekalutan. Tempat arwah-arwah terperangkap dalam ruang sempit. Lalu beramai-ramai mengeluarkan tangis dan jerit.

Perempuan itu merasa jantungnya ikut tercabut. Jeritan demi jeritan memasuki gendang telinga dalam kerumunan rasa takut. Bayangan demi bayangan yang berlompatan menyentuh retina, adalah puncak dari horror yang pernah dilihatnya.

Padahal perempuan itu selama ini hanya mengenal cahaya. Matahari dan purnama. Jendela rumah yang sesekali dibiarkan terbuka, hanya menerima sapaan bunga-bunga. Bukan seringai serigala, atau senarai drama menyedihkan yang tak ada habisnya.

Dan kini perempuan itu berada di keheningan paling kelam dari puncak rasa balam. Menyayat habis sendi dan sungsum tulang. Dalam kengerian yang diusung oleh keranda masa silam.

Bogor, 4 Nopember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun