Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Negeri yang Bermahar Halilintar

17 Agustus 2019   08:32 Diperbarui: 17 Agustus 2019   08:46 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rayuan Pulau Kelapa menyisir setiap pesisir pulau-pulau eksotis pada sebuah negeri yang begitu romantis.  Mengaransemen ulang secara dramatis apa yang disebut sebagai ruh nasionalis. Dari kecintaan yang sepanas api. Hingga menganggapnya sebagai kekasih sepenuh hati.

Negeri yang di serambinya selalu dipanasi matahari, bertumbuhanlah bunga-bunga bangsa yang wanginya melebihi padang melati. Mengangkat kepalan tangan setinggi kepala. Serentak menyebut kata "merdeka!" hingga langit ikut berdebar dada.

Hari ini, semilir angin ikut-ikutan berhenti. Di lapangan tempat orang-orang memancang tatapan di satu tiang. Ketika bendera dua warna memanjat angkasa. Terbang bersama elang, luar biasa seperti garuda.

Negeri yang melaut setiap hari di Samudera Hindia dan anak-anaknya yang perkasa, pada lambung kapalnya bertuliskan Indonesia Raya. Sebuah nama yang megah membahana. Semegah Majapahit dan Sriwijaya ketika dahulu menaklukkan banyak dunia.

Hari ini, negeri ini bernyanyi. Memperingati jutaan tetes darah yang meresap jauh ke dalam tanah, tulang-tulang yang telah melapuk dan bercampur dengan serasah, juga danau airmata yang digali dari putihnya mata. Berikut juga setiap kata yang diproklamasikan dengan menggelegar agar dunia tahu telah lahir sebuah negeri yang kelahirannya bermaharkan halilintar.

Merdeka atau mati!
Sumpah akbar yang berhasil membakar jiwa-jiwa terkapar hingga berani menantang api!

Bogor, 17 Agustus 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun