Mencari senja,
di antara tumpukan kardus yang belum diikat
sembari mengingat-ingat,
di mana letak arah barat, yang selama ini membuat hatinya mampat
seorang pemulung justru menemukan percikan terakhir cahaya matahari
di sela-sela rinai gelap yang berjatuhan macam ngengat dimakan api
Dia bangkit berdiri,
berniat meludahi malam
memadamkannya, agar dia kembali bisa bekerja
memisahkan plastik dan sisa-sisa kotak kosmetik
ke dalam wadah yang tepat
sehingga besok membeli beras tak lagi terlambat
dan istrinya bisa menanak nasi kembali
bukan lagi menghangatkan kerak-kerak basi
Senja lah yang mendatanginya,
berupa azan magrib yang merambati gendang telinga
sekaligus menghangatkan hati dan membakar jiwa
Pemulung itu,
sadar bahwa memang benar ada rindu, kepada yang Satu
terpendam dalam-dalam di ruang hati semua orang
tanpa memandang, apakah mereka pemenang atau pecundang
di kehidupan yang memang sudah sedemikian jalang
Jakarta, 19 Juli 2019