Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencari Senja yang Hilang

19 Juli 2019   20:49 Diperbarui: 19 Juli 2019   20:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencari senja,
di antara tumpukan kardus yang belum diikat
sembari mengingat-ingat,
di mana letak arah barat, yang selama ini membuat hatinya mampat
seorang pemulung justru menemukan percikan terakhir cahaya matahari
di sela-sela rinai gelap yang berjatuhan macam ngengat dimakan api

Dia bangkit berdiri,
berniat meludahi malam
memadamkannya, agar dia kembali bisa bekerja
memisahkan plastik dan sisa-sisa kotak kosmetik
ke dalam wadah yang tepat
sehingga besok membeli beras tak lagi terlambat
dan istrinya bisa menanak nasi kembali
bukan lagi menghangatkan kerak-kerak basi

Senja lah yang mendatanginya,
berupa azan magrib yang merambati gendang telinga
sekaligus menghangatkan hati dan membakar jiwa

Pemulung itu,
sadar bahwa memang benar ada rindu, kepada yang Satu
terpendam dalam-dalam di ruang hati semua orang
tanpa memandang, apakah mereka pemenang atau pecundang
di kehidupan yang memang sudah sedemikian jalang

Jakarta, 19 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun