Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah dan Kembara

12 April 2019   08:09 Diperbarui: 12 April 2019   08:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merumahkan keinginannya yang terlalu lama berada di luar, seorang wanita sanggup merengkuh dunia dalam satu dekapan liar. Nafasnya memburu diburu waktu. Hatinya yang membatu, seketika itu juga narwastu.

Mengembarakan keputusannya yang selama ini diombang-ambingkan puncak gelombang, seorang wanita memberanikan diri memanggil keputusannya pulang. Mengetuk pintu belakang. Membawakannya kepastian akan ada apa esok hari. Pilihannya bahagia di antara sepi, atau tertawa di tengah-tengah sunyi.

Rumah dan kembara adalah satu saudara. Saat rumah selalu menyediakan halaman untuk bertanam beringin, kembara mengajari bagaimana cara menanam waktu di berbagai musim.

Apabila rumah adalah tempat untuk membaringkan penat, kembara adalah ruang untuk mencari rumah yang tepat agar tak salah alamat.

Rumah dan kembara adalah filosofi berangkat dan pulang. Dari rumah kau memberangkatkan seribu keinginan. Dari kembara kau memulangkan satu kerinduan.

Jakarta, 12 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun