Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota yang Kehilangan

17 Desember 2018   11:48 Diperbarui: 17 Desember 2018   12:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota ini, sejak lama, kehilangan rasa rindu
ketika tatapan, para penghuninya, kehilangan mata
saat sapaan, para penghuninya, kehilangan mulut
manakala dunia, para penghuninya, kehilangan rasa

Kota yang seringkali hanya dibaca
sebagai tempat pelarian terencana
orang-orang yang sepakat untuk kehilangan
apa saja yang disebut pertemuan

dari buku-buku, yang dibaca para kutu buku, kota adalah kotak kaca
semacam aquarium, memelihara ikan, yang tak bisa dimakan
semacam herbarium, menyimpan daun-daun, yang tak lagi mengenal embun
semacam sanatorium, merawat ingatan, yang lupa ingatan

kota ini, terlalu lama, mengidap kesakitan
ketika tatapan muram, para penghuninya, membuat sore jauh lebih temaram
saat sapaan masam, para penghuninya, membuat hari menjadi kusam
manakala dunia malam, para penghuninya, membuat sekujur hati lebam

kota ini
benar-benar kehilangan

Jakarta, 17 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun