Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kegilaan di Museum

26 Oktober 2018   16:20 Diperbarui: 27 Oktober 2018   18:13 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geni menabrakkan angan-angannya ke langit kamar yang kusam. Pikirannya bergulat antara rasa percaya dan tidak karena telah terlibat masalah dengan sebuah perkumpulan aneh, atau sekte ganjil mungkin? Atau malah lebih tepatnya lagi jika dia menyebutnya sebagai segmen kegilaan.

Perempuan-perempuan itu selain misterius, brutal, juga seksi dalam hal menerjemahkan kematian. Beruntunglah dia bisa lolos sambil membawa tawanan si gadis mungil yang nampaknya sering trance. Entah kesurupan apa? atau barangkali dia mengidap suatu sindrom bernama asing yang rumit?

Yang jelas sebentar-sebentar si gadis yang mulutnya mirip belati kalau tersenyum itu, memiringkan kepalanya seperti sedang mendengarkan instruksi atau semacamnya. Atau telepati?

Hah! Geni merasakan tengkorak kepalanya berdenyut kencang. Rasanya ingin dia membenturkan kepala ke dinding kamar.

Geni memutar balik lamunannya ke fragmen ketika perempuan yang dipanggil Lily (Geni sedikit tersenyum bila ingat Lily dulu pernah begitu menggilainya di kampus...terimakasih Lily, karena memori romansa itulah yang mendorong Lily menyelamatkannya) menimbulkan kegaduhan di luar. Entah bagaimana caranya, dia menghubungi polisi dan menyampaikan laporan palsu. Sekejap saja polisi berduyun-duyun mendatangi rumah kematian itu.

Ketika El dan Des sibuk meyakinkan polisi bahwa tidak ada sesuatupun yang terjadi, Lily diam-diam membuka ikatannya dan menyuruhnya segera pergi. Geni memohon agar bisa membawa si gadis yang dipanggil En, Lily tak banyak komentar, hanya mengangguk kecil.

Geni tidak tahu bahwa diam-diam Lily memang berniat menyingkirkan En dari lingkaran mereka. Lily takut gadis yang terlihat lugu itu bisa menghancurkan semua. Bagi Lily, keluguan adalah jenis bencana paling berbahaya untuk dihadapi.

Satu hal yang membuat Geni penasaran adalah bagaimana cara Lily menjelaskan semua kepada El dan Des. Saat mereka sadar kehilangan mangsa untuk persembahan pesta 2 hari kemudian?

Geni menggoyang kepalanya. Mencoba mengusir kemungkinan Lily akan dianiaya oleh mereka. Bagaimanapun Lily dan dirinya pernah menuliskan sejarah bersama.

Geni membawa En ke sebuah tempat rahasia yang pasti akan sulit diterka oleh perempuan-perempuan mengerikan itu. Tempat yang cuma Geni dan mendiang Baron tahu bagaimana cara mencapainya.

Dan di sinilah mereka. Geni dan En. Geni sengaja menempatkan En di ruang tawanan, begitu dia dulu dan Baron menamai ruang besar tanpa jendela yang pintunya hanya bisa dibuka dari luar itu. Dia akan menginterogasi gadis itu secara lebih dalam lagi nanti. Tadi dia hanya sempat mengorek keterangan sedikit mengenai identitas si gadis. Cukuplah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun