Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kesaksian

24 Oktober 2018   02:07 Diperbarui: 24 Oktober 2018   02:17 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sekeping kesaksian. Darimu yang berusaha sekeras macan. Memegangi hujan. Sampai di ambang batas kekuatan. Agar tak lepas berlarian. Menuju selokan, kubangan, atau lautan.

kau memerlukan hujan itu untuk sebuah kepastian. Mengisi kembali mata air dari airmatamu yang semakin mengering. Kau merasa mempunyai banyak duka. Kau sangat memerlukan airmata.

berkeping-keping kesaksian. Dari langit yang sedang kehilangan rembulan. Juga sebagian bintang-bintang. Dan keseluruhan kunang-kunang. Merindukannya, lalu memutuskan untuk bertanya.

kepada almanak yang memiliki angka-angka. Memutarnya secara sederhana; jika langit terang itu membahagiakan, kenapa mesti meletakkan kegelapan di antaranya?

tak perlu sedikitpun kesaksian. Dari waktu yang mengawini dirinya sendiri. Agar bisa melahirkan gaduh dan sunyi. Pada rahim yang tepat. Juga ketetapan yang tak pernah terlambat.

Simalungun, 23 Oktober 2018
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun