Pada malam yang dijaga para iblis
penghuni dunia bawah
aku mengenakan topeng terburuk
supaya tak dikenali
siapapun
Pada pesta yang dihadiri para penyamun
aku mengenakan tutup mata
dari pecahan kaca
supaya tak melihat
apa yang direncanakan mereka
Pada rapat yang dilakukan para malaikat
aku menutupi telinga
menggunakan baja terkedap
agar tak mendengar
pembahasan tentang catatan makar
Karena aku si pendosa
melolong begitu keras di malam buta
melebihi serigala yang kehilangan purnama
aku mengaku sering mengoyak malam
dengan pikiran-pikiran menghitam
sehitam gelap yang ditumpahkan
pada sisa-sisa tahi kopi
Karena aku adalah mural brutal
dijajakan pada dinding kota
tak sesiapapun mau membelinya
dengan tatapan mata
hanya cipratan ludah saja
yang menghampiri muka
Medan, 23 Oktober 2018