Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Mural Brutal

23 Oktober 2018   05:28 Diperbarui: 23 Oktober 2018   05:28 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada malam yang dijaga para iblis
penghuni dunia bawah
aku mengenakan topeng terburuk
supaya tak dikenali
siapapun

Pada pesta yang dihadiri para penyamun
aku mengenakan tutup mata
dari pecahan kaca
supaya tak melihat
apa yang direncanakan mereka

Pada rapat yang dilakukan para malaikat
aku menutupi telinga
menggunakan baja terkedap
agar tak mendengar
pembahasan tentang catatan makar

Karena aku si pendosa
melolong begitu keras di malam buta
melebihi serigala yang kehilangan purnama
aku mengaku sering mengoyak malam
dengan pikiran-pikiran menghitam
sehitam gelap yang ditumpahkan
pada sisa-sisa tahi kopi

Karena aku adalah mural brutal
dijajakan pada dinding kota
tak sesiapapun mau membelinya
dengan tatapan mata
hanya cipratan ludah saja
yang menghampiri muka

Medan, 23 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun