Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi│Pohon-pohon dalam Akuarium

9 Juli 2018   14:45 Diperbarui: 9 Juli 2018   15:00 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.labwallpaper.com

Sengit saling berbantah. Siapa sebenarnya yang salah. Pohon-pohon sekarang tak bebas berkeliaran. Hidup mereka ada di dalam aquarium. Mengetalase diri sebagai rombongan yang tersingkir. Memamerkan kaidah alam yang terjungkir-jungkir.

Apa musabab? Semua tak lepas dari darahnya yang manis berupa getah, menjadi pemikat hebat bagi para penjarah. Tubuhnya yang semulus betis bidadari, sangat layak dipajang di beranda berupa meja, kursi atau lemari. Cantik tak berperi jika dibanding plastik atau besi.

Pohon-pohon yang hidup dalam aquarium. Menjadi contoh tumbangnya equilibium. Keseimbangan berguncang. Pohon tak lebih dari tiang pancang. Sementara namanya lenyap secepat asap yang menghilang.

Jika aquarium itu bernama Amazon, Kongo atau Borneo. Maka pohon-pohon itu masihlah berumah selayaknya sarang bermadu bagi lebah.  Namun jika itu tak lebih dari Arboretum, Herbarium atau Museum.  Maka tuntaslah sudah sebuah kepunahan yang tak pantas.

Bogor, 9 Juli 2018 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun