Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serial Puisi untuk Kau (Bertamu dalam Mimpimu)

29 Maret 2018   09:18 Diperbarui: 29 Maret 2018   09:25 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bertamu di malam-malammu melalui mimpi yang baru setengah kau jalani.  Aku membawa serta berlembar-lembar puisi yang aku tulis menggunakan getah damar.  Aku bacakan dengan suara yang aku tiru dari rayuan pantai kepada nyiur muda agar jangan menjatuhkan buahnya.

Aku ketuk pintu rumahmu dengan nada yang dinyanyikan Glen Freddly dalam lagu Januari.  Itu untuk mengingatkan kau jangan sampai patah hati gara-gara mimpi.  Masih banyak mimpi yang mengantri di belakang.  Kau tinggal pilih mana yang bisa membawamu terbang.

Apabila kau terlarut di sepertiga terakhir malam.  Panjatkan doa-doa hingga menembus atap rumah.  Biarkan udara mengalirkannya kemana-mana.  Doamu akan mencari sendiri dimana Tuhannya.

Manakala setelahnya kau memutuskan untuk tidur lagi.  Jangan lupa untuk mempersiapkan gugatan kepada pagi.  Katakan, sisakan embunmu untuk membasuh muka.  Beningnya akan mengingatkanmu seperti apa tulusnya sebuah cinta.

Saat kau terbangun.  Segeralah berkumur dengan air perasan Anggrek Bulan.  Kau akan merasakan betapa manisnya rasa purnama setelah dihangatkan matahari.  Barulah kau paham letak mimpi yang kau cari.

Sampit, 29 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun