Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada

19 Mei 2017   21:10 Diperbarui: 19 Mei 2017   21:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari

Kita harus bertukar wajah

Kulit mukaku sangat beku

Aku ingin merasakan panas

Sehingga aku bisa lagi tersenyum

Pada anak anak jalanan yang sedang mencandaiku

 

Salju

Kita harus bertukar cermin

Aku merasa seperti raksasa

Siap memakan apa saja

Aku ingin menjadi dingin

Sehingga aku bisa meluruhkan hati

Pada angkara yang mendatangiku tiap hari

 

Bulan

Bisakah aku pinjam purnamamu

Aku benar benar gelap

Tapi tidak menyukai hitam

Aku ingin memberikan keremangan

Pada sesat yang mungkin saja datang

 

Langit

Mungkinkah jika kau ajak aku mengudara

Sekedar mengelus punggung awan

Benarkah dia adalah air

Yang menenggelamkan aku dalam rindu

 

Bumi

Ini jejak jejakku

Jangan hapus meski penuh kotoran

Aku tak boleh lupa sedikitpun

Mohon ampun adalah keharusan

Bukan karena kebutuhan

 

Jakarta, 19 Mei 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun