Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Anggrek Bulan

14 Mei 2017   18:39 Diperbarui: 14 Mei 2017   18:43 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari kedua dirawat di rumah aku merasa sudah pulih.  Aku ingin melakukan semua aktifitas pribadi sendiri.  Aku malu kalau harus selalu buang air di pispot dan dimandikan suster.

Sekarang aku berdiri di kamar mandi mewah kamarku.  Berendam akan membuatku nyaman sepertinya.  Aku nyalakan air panas di bath tube.  Menampungnya.  Hawa panas air membuat semua mengembun.  Aku ingin melihat mukaku.  Sudah lama aku tidak melihat mukaku sendiri.

Aku usap cermin besar di atas wastafel.  Tidak kelihatan.  Terlalu berembun.  Dua kali usap, cermin itu jernih kembali.  Memperlihatkan muka Pak Karyo yang berdarah darah menatapku.  Kemudian kedua tangannya yang tidak kelihatan meraih pundakku.  Menarik tubuhku ke dalam cermin.  Aku berteriak minta tolong sekeras kerasnya.  Yang terdengar hanya lenguhan orang tercekik.  Pak Karyo dalam cermin berhasil menarik tubuhku secara keseluruhan masuk ke dalam cermin. 

Aku sadar sepenuhnya. Aku tidak pingsan.  Aku tidak mati terkena pecahan cermin.  Aku berdiri di bawah pohon raksasa di Alas Purwo yang kami kunjungi waktu itu!  Anggrek Bulan itu masih di situ.  Mulai berbunga dan memanggil namaku...

Bogor, 14 Mei 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun