Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia: Dua Bahasa Serumpun yang Mirip namun Tak Sama
Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia sering dianggap sebagai dua bahasa yang sangat mirip, bahkan sebagian orang menyebutnya sebagai "bahasa yang sama dengan nama berbeda." Pandangan ini tidak sepenuhnya salah, mengingat keduanya memang berasal dari akar bahasa yang sama dan memiliki banyak kemiripan dalam kosakata, struktur kalimat, hingga pelafalan. Namun, ada juga sejumlah perbedaan penting yang membedakan keduanya.
Asal-Usul yang Sama
Bahasa Melayu telah lama digunakan sebagai lingua franca (bahasa perantara) di kawasan Asia Tenggara, khususnya di wilayah Nusantara. Bahasa ini digunakan untuk perdagangan, pemerintahan, dan komunikasi antarsuku. Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, bahasa yang dijadikan bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia, yang sebenarnya merupakan bentuk standar dari Bahasa Melayu.
Demikian pula di Malaysia, Brunei, dan Singapura, Bahasa Melayu diakui sebagai bahasa resmi. Meskipun dinamika politik dan budaya di masing-masing negara telah membentuk perkembangan tersendiri, akar dari bahasa ini tetap sama.
Kemiripan yang Kentara
Kosakata
Banyak kata dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu yang identik, seperti:
makan (to eat)
minum (to drink)
buku (book)
sekolah (school)
Tata Bahasa
Struktur kalimat pada kedua bahasa ini serupa. Pola Subjek-Predikat-Objek (SPO) digunakan dalam keduanya, serta aturan penggunaan imbuhan seperti me-, ber-, di-, ter-, dan lain-lain.
Fonologi (Pelafalan)
Cara mengucapkan kata dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu hampir sama, meskipun aksennya berbeda tergantung daerah penuturnya.
Perbedaan yang Muncul
Pilihan Kata
Beberapa kata yang umum dalam satu bahasa bisa memiliki arti berbeda atau tidak umum digunakan dalam bahasa lainnya. Contoh:
Baja (Bahasa Indonesia: logam besi; Bahasa Melayu: pupuk)
Percuma (Bahasa Indonesia: sia-sia; Bahasa Melayu: gratis)
Pengaruh Asing
Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Belanda, sedangkan Bahasa Melayu lebih banyak dipengaruhi oleh bahasa Inggris. Contoh:
Bahasa Indonesia: kantor (dari Belanda: kantoor)
Bahasa Melayu: pejabat (dari Arab: pejabat)
Gaya Penulisan dan Formalitas
Bahasa Melayu cenderung lebih formal dan mempertahankan bentuk tradisional dalam penulisannya, sedangkan Bahasa Indonesia lebih fleksibel dan sering dipengaruhi oleh ragam bahasa gaul serta perkembangan media sosial.
Kesimpulan
Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia adalah cerminan dari hubungan kultural dan sejarah yang panjang di kawasan Asia Tenggara. Meskipun berasal dari akar yang sama dan memiliki banyak kemiripan, perkembangan sosial, politik, dan budaya di masing-masing negara telah membentuk identitas unik bagi kedua bahasa ini. Memahami kedekatan dan perbedaan keduanya bisa menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antarbangsa serumpun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI