Kesekian kalinya ia merayap pada dinding kamar
Hendak kabur membawa sekantong asa dari ranjangku
Kali ini gagal
Tertangkap remah-remah cahaya lilin putih
Kuingin ia menjerit sakit dalam anyaman duri terbelit
Dirajam tajamnya tikaman bilah-bilah tombak
Dan dibakar dalam perapian dupa
Namun, ia perlahan sirna dalam dekapan cahaya
Karena tak ingin dicemooh waktu
Segera kugantikan lilin dengan kandil tua
Usai doaku melahap tuntas seutas benang di tengahnya
(Hokeng, 8/8/2016)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!