Mohon tunggu...
Masni Rahmawatti
Masni Rahmawatti Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist

Menulis Membuka Pikiran -- Publikasi: Buku Indonesia dalam Pusaran Pandemi Covid-19

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Malam Valentine

19 November 2021   13:46 Diperbarui: 19 November 2021   14:45 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama seperti hari sebelumnya, pekerjaan Willy tidak terlalu banyak, dia pulang sesuai jadwal. Namun, hari ini dia tidak teralalu bersemangat pulang. Semua hal yang dia kerjakan rasanya berat sekali. Tidak berselera untuk makan, tidak bersemangat mengerjakan tugas, dan akhirnya dia mendapat teguran dari atasan. Ini bukan Willy yang sebenarnya.

Dia kembali meraih ponsel yang masih tersimpan aman di dalam tas kecilnya. Willy membuka kembali halaman percakapan dia terakhir dengan Daffa. Dia tatap dengan lekat dan matanya berkaca -- kata saat melihat kalimat terakhir yang tertera.

Willy membulatkan hati tanda yakin untuk menanyakan hal ini semua kepada Daffa. Apakah benar dia bukan siapa -- siapa bagi Daffa, dan apakah benar kalimat terakhir Daffa tersebut. Dia Tarik napas Panjang dan membuka ruang obrolan dengan Daffa.

"Halo Kak, apakah sibuk? Aku mau nanya sesuatu." Willy menahan napas saat kalimat ini terkirim ke Daffa. Berharap cemas dengan jawaban yang akan diterima.

Tidak berselang lama, Daffa membalas pesan tersebut, "Iya, mengenai apa?"

"Tentang komentar aku semalam." Willy langsung ke inti permasalahan.

"Iya, kenapa?"

"Apakah benar kak Daffa belum punya gebetan? Lalu aku siapa?" Willy sudah tidak tahan lagi dan tidak mau basa basi.

Cukup lama kali ini Daffa untuk membalas pesan. Sepertinya dia sedang berpikir untuk membalas apa. Sedangkan di sisi lain, Willy tetap berharap cemas dengan menahan tangis, serta berharap dengan ekspektasi yang mungkin terjadi.

"Mengenai itu, Saya ingin bilang sesuatu. Tapi, Saya ingin kamu nanti mengatakan hal yang jujur." Hanya ini yang dibalas oleh Daffa yang membuat Willy degdegan setengah mati.

"Iya, baiklah." Willy hanya bisa mengiyakan. Dia harus mengetahui yang sebenarnya. Jika benar ada rasa dari Daffa kepada dia, dia harus bersyukur dan menjaga hubungan mereka tetap baik. Jika tidak, Willy akan menjauh secara perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun